Sumur Domas, Petilasan Syekh Mansyuruddin

- 25 November 2017, 11:00 WIB
sumur domas
sumur domas

Banyak cerita rakyat yang berhubungan dengan proses Islamisasi di Banten salah satunya, adalah cerita Syekh Mansyuruddin. Menurut ceritanya, sang syekh, adalah salah seorang yang menyebarkan agama Islam di daerah Banten Selatan. Selain Batu Quran, terdapat juga peninggalan Syekh Mansyuruddin, yaitu berupa petilasan yang terletak di Desa Campaka, Kampung Garokgek, Kecamatan Kaduhejo. Tempat tersebut memang tidak begitu dikenal masyarakat dibanding Batu Quran. Lokasinya yang agak masuk ke dalam kampung memang akan sulit ditemui pengunjung apalagi ditambah dengan tidak adanya petunjuk jalan menuju lokasi tersebut. Dilansir laman humaspdg.wordpress.com, meskipun lokasinya sulit dicari, tetapi ini tidak menyurutkan minat peziarah mengunjunginya. Menurut beberapa tokoh masyarakat, lokasi tersebut akan sangat ramai dikunjungi peziarah pada bulan-bulan tertentu seperti di bulan Mulud dan Silih Mulud. Para pengunjung terbanyak biasanya datang dari luar Pandeglang, seperti Tangerang, Jakarta, Rangkas, Serang, dan bahkan Bandung. Dari tempat parkir, kita harus jalan kaki terlebih dahulu untuk menuju lokasinya, kira-kira sejauh 500 meter kita menyusuri jalan setapak kita akan menemui sebuah kolam air yang dikelilingi lebatnya pohon yang mengitari lokasi tersebut. Airnya yang jernih memang sangat menarik pengunjung untuk berenang di tempat tersebut. ”Sayangnya kolam ini menjadi salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kampung Garokgek, oleh karena itu masyarakat setempat membuat pelindung dengan kawat berduri untuk menghindari adanya orang-orang yang berenang di kolam ini,” kata abah Emed, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Garokgek.
Di sudut kolam yang luasnya 6×6 meter tersebut, terdapat sebuah mata air yang berbentuk sumur, sumur tersebut yang kemudian dikenal dengan Sumur Domas. Sumur tersebut dipercaya masyarakat sebagai petilasan Syekh Mansyuruddin. Di sumur tersebut, Syekh Mansyuruddin pertama kali beristirahat setelah melakukan perjalanan dari Sumur Tujuh (Puncak Gunung Karang) sebelum dia mencapai Cibulakan/Batu Quran. Oleh karena itu, para peziarah yang mengetahui cerita tersebut, mereka akan mengunjungi Sumur Domas terlebih dahulu sebelum mereka ziarah ke Batu Quran. (Endang Mulyana)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah