Banyak cerita rakyat yang berhubungan dengan proses Islamisasi di Banten salah satunya, adalah cerita Syekh Mansyuruddin. Menurut ceritanya, sang syekh, adalah salah seorang yang menyebarkan agama Islam di daerah Banten Selatan. Selain Batu Quran, terdapat juga peninggalan Syekh Mansyuruddin, yaitu berupa petilasan yang terletak di Desa Campaka, Kampung Garokgek, Kecamatan Kaduhejo. Tempat tersebut memang tidak begitu dikenal masyarakat dibanding Batu Quran. Lokasinya yang agak masuk ke dalam kampung memang akan sulit ditemui pengunjung apalagi ditambah dengan tidak adanya petunjuk jalan menuju lokasi tersebut. Dilansir laman humaspdg.wordpress.com, meskipun lokasinya sulit dicari, tetapi ini tidak menyurutkan minat peziarah mengunjunginya. Menurut beberapa tokoh masyarakat, lokasi tersebut akan sangat ramai dikunjungi peziarah pada bulan-bulan tertentu seperti di bulan Mulud dan Silih Mulud. Para pengunjung terbanyak biasanya datang dari luar Pandeglang, seperti Tangerang, Jakarta, Rangkas, Serang, dan bahkan Bandung. Dari tempat parkir, kita harus jalan kaki terlebih dahulu untuk menuju lokasinya, kira-kira sejauh 500 meter kita menyusuri jalan setapak kita akan menemui sebuah kolam air yang dikelilingi lebatnya pohon yang mengitari lokasi tersebut. Airnya yang jernih memang sangat menarik pengunjung untuk berenang di tempat tersebut. ”Sayangnya kolam ini menjadi salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kampung Garokgek, oleh karena itu masyarakat setempat membuat pelindung dengan kawat berduri untuk menghindari adanya orang-orang yang berenang di kolam ini,” kata abah Emed, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Garokgek.