WAJAH baru kawasan Kesultanan Banten atau dikenal dengan sebutan Banten Lama, mulai terlihat pada penghujung tahun 2018. Situs peninggalan kerajaan Banten tersebut, saat ini memang sedang disiapkan menjadi ikon negeri tanah jawara, sebagai salah satu tujuan wisata religi kelas dunia yang memancarkan aura Madinah, dengan atap berbentuk bunga seperti di pelataran Masjid Nabawi. Dari sejarahnya, Banten Lama memiliki catatan hebat. Kesultanan yang didirikan oleh Sunan Gunung Djati ini, memiliki dua fase sejarah besar, yaitu fase kerajaan dan fase kesultanan. Fase kerajaan berlangsung selama 70 tahun, dari 1526 sampai 1596 Masehi. Pemimpinnya diberi gelar maulana, antara lain Maulana Hasanudin, Maulana Yusuf dan Maulana Muhammad. Sedangkan fase kesultanan berlangsung 213 tahun, dari 1596 sampai 1809 Masehi. Pemimpinnya diberi gelar sultan, yang kala itu diawali oleh Sultan Abdul Mafakhir, putra Maulana Muhammad. "Diyakini bahwa berdasarkan naskah sajarah Banten, bahwa Kesultanan Banten jatuh pada tanggal 1 Muharram, atau 8 Oktober," kata Direktur Banten Heritage Dadan Sujana kepada wartawan, Senin (17/12/2018). Kesultanan Banten pernah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fath Abdul Fatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu, Pelabuhan Banten di Karangantu menjadi pelabuhan internasional, sehingga perekonomian kesultanan maju pesat. Masa kejayaan berangsur menurun dan mulai memasuki masa keruntuhan pada 1813 Masehi. Masa ini beriringan dengan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda Herman Wiliam Daendels berkuasa. Kesultanan Banten pada waktu itu dipimpin oleh Sultan Rafiuddin. "Penyebab (keruntuhan kesultanan Banten) yaitu kekesalan Belanda, saat memerintahkan Sultan Banten untuk menyuruh rakyat membangun jalan kereta api di Ujung Kulon. Sultan tidak mau, malah utusan Belanda dibunuh di Banten," ujarnya. Kemudian, Belanda dengan kekuatannya membombardir Keraton Kesulatan Banten hingga hancur. Penampilannya menjadi tidak jauh seperti yang tampak sekarang hanya berupa sisa bangunan dan beberapa yang masih berbentuk seperti aslinya. Kutipan sejarah ini menggambarkan Banten Lama memiliki sejarah hebat. Modal sejarah ini menjadikannya berpeluang sebagai destinasi wisata kelas dunia layaknya masa kesultanan dahulu.