Menapaki Jejak Wisata Sejarah di Kota Rangkasbitung

- 2 Agustus 2019, 23:15 WIB
rumah multatuli rangkasbitung
rumah multatuli rangkasbitung

Menapaki jejak wisata sejarah dan bicara Kabupaten Lebak tak hanya sebatas hutan adat di Baduy, budaya adiluhung masyarakat adat Kaolotan (Kasepuhan) atau potensi wisata alam lainnya. Banyak cerita yang telah melegenda peninggalan penjajah Belanda, mulai dari jejak cagar budayanya sampai geliat literasinya.

Untuk mengupas sejarah yang kini menjadi salah satu daya tarik wisata di kota Rangkasbitung, salah seorang penggiat pariwisata Kabupaten Lebak Topan Aribowo Soesanto mencoba merangkumnya dalam sebuah tulisan yang sengaja dikirimkan untuk pembaca Kabar Banten. Berikut tulisan Topan yang kami sajikan secara utuh.

Cukup banyak jejak peninggalan sejarah masa penjajahan Belanda. Mulai dari stasiun Kereta Api, Residentie Van Max Oil yang akrab di sapa pabrik minyak oleh sebagian warga Lebak, water turn (tempat penyimpanan air), benteng kuno, hingga yang terbaru Museum Multatuli sebagai tempat aktivitas literasi.

Geliat riaknya wisata kota amatlah terasa di tengah riuhnya urban city di kota Rangkasbitung dengan merebaknya ojek online saat ini, yang bisa menjadi salah satu pilihan moda transportasi untuk hanya sekadar keliling kota.

Rumah Residence VOC pun tak luput dari target kami. Terletak di seberang BNI yang khas dengan tahu gejrotnya tidak jauh dari rumah dinas petugas pegawai pabrik minyak, yang kini menjadi rumah dinas kepolisian Kabupaten Lebak.

Dengan bermotor ria kami coba menyusuri satu persatu tempat cagar budaya yang menjadi saksi sejarah berdirinya kota Rangkasbitung yang pada masa lalu lebih dikenal dengan sebutan Rangkasbetung.

Perjalanan dimulai dari persinggahan rumah Multatuli di sekitar jembatan dua yang tidak jauh dari jalur protokol pemerintah daerah yang diapit dua jembatan, bagi kendaraan serta kereta api yang saling bersebelahan.

Pusat alun-alun menjadi romansa kerinduan bagi perantau kota yang hanya sekadar rehat atau tempat transit saat mudik-mudiknya. Rangkasbitung menjadi destinasi istimewa tersendiri bagi warganya, mulai dari makam pahlawan yang bersanding kokoh dengan Water Torn atau tempat penyimpanan air.

Banyak cara menikmati jejak sejarah di kota kecil ini. Selain terletak dalam perkotaan kita juga bisa dengan santai berjalan kaki, sepeda motor, naik becak atau angkot yang masih lalu lalang di sekitaran alun- alun.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x