Bangkitkan Nilai Heroisme Lewat Festival Golok Ciomas

- 23 Desember 2019, 09:00 WIB
Festival-Golok-Ciomas
Festival-Golok-Ciomas

FESTIVAL Golok Ciomas kembali digelar di Desa Citaman Kecamatan Ciomas, Ahad (22/12/2019). Kegiatan tahunan tersebut dilakukan sebagai ajang membangkitkan dan melestarikan semangat heroisme para jawara di masa perjuangan agar sampai pada generasi muda.

Hadir pada acara tersebut Asda II Pemkab Serang Adjat Gunawan, Kapolres Serang Kota AKBP Edhi Cahyono, Sekretaris Disporapar Kabupaten Serang Encep B Soemantri, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Masyarakat Pelestari Budaya Banten Golok Ciomas (LMPBB-GC) Muhaimin Soleh, Tokoh Budaya Banten Embay Mulya Syarief dan Muspika Ciomas.

https://youtu.be/5UgAtvjYEiI

Ketua Dewan Pembina LMPBB-GC Embay Mulya Syarief mengatakan, Golok Ciomas merupakan warisan budaya non-benda. Yakni bagaimana cara menempa Golok Ciomas dengan penuh kesabaran dan membutuhkan waktu yang lama. Bahan baku golok ini, kata dia, bukan dari per mobil.

"Golok Ciomas beda. Makanya tidak ada yang kebal dari Golok Ciomas. Jadi patut dilestarikan," ujarnya kepada Kabar Banten seusai menghadiri Festival Golok Ciomas.

Ia mengungkapkan, dahulu para pejuang tidak memiliki senjata selain rampasan dari Jepang. Namun yang paling diandalkan warga Banten yakni Golok Ciomas. Oleh karena itu, diharapkan semua elemen terutama Pemkab Serang dan Pemprov Banten bisa hadir untuk melestarikan warisan budaya ini.

Menurut dia, keberadaan Golok Ciomas ini bisa berpengaruh pada peningkatan kunjungan wisata. Orang-orang bisa melihat bagaimana cara membuat golok Ciomas.

"Saya harapkan nanti replika golok dibuat di Palima menuju ke sini. Itu akan mendatangkan daya tarik, orang akan berkunjung. Nilai-nilai heroisme terus dibangkitkan supaya jangan hanya tinggal benda tapi nilainya tidak ada," tuturnya.

Ia mengatakan, pemegang Golok Ciomas ini bukan hanya jawara namun juga ulama. Hal itu dibuktikan oleh dirinya ketika memindahkan jasad Kiai Syafawi yang gugur di Serpong tahun 1948. Jasadnya masih utuh kala dipindahkan di masa Bupati Sampoerna.

"Jasadnya utuh dan ada golok. Golok saya serahkan ke sekda masa itu. Jadi spirit harus terus dijaga. Anak-anak di Serang sudah enggak tahu, kalau saya generasi penghubung, saya ketemu kasepuhan. (Anak-anak muda) Mayoritas cuek, bagus ini ada siloka kita apresiasi," katanya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x