Inspiratif! Jurnalis TV Jadi Petani, Manfaatkan Lahan Tidur Jadi Produktif, Hasilnya Dibagikan Kepada Warga

4 Februari 2021, 22:23 WIB
Kusnaedi Baduy melakukan swafoto dengan latar belakang pohon Melon di lahan pertanian yang dikelolanya. /Dokumen Kusnaedi/

KABAR BANTEN - Kusnaedi Baduy, seorang Jurnalis TV (Televisi) memutuskan untuk menjadi seorang petani di kampungnya. Memanfaatkan lahan tidur seluas 5 hektar di Kampung Cilukut, Desa Cileles, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, ia berhasil mengubah lahan tidur jadi produktif.

Di lahan seluas 5 hektar tersebut, Kusnaedi menanam Melon dan Pisang. Dengan semangat bertani, ia berhasil melakukan panen Melon perdana, Kamis, 4 Februari 2021.

Keberhasilan Kusnaedi tidak terlepas dari semangatnya untuk bangkit dari keterpurukan kondisi ekonomi dampak pandemi Covid-19. Semangat tidak mudah putus asa yang ditunjukan Kusnaedi membuahkan hasil.

Bukan saja menghasilkan buah dari tanaman yang ditanam tetapi juga membangkitkan perekonomian bagi para petani setempat. Bahkan, ia berupaya menularkan semangat bertani kepada warga setempat.

“Hari ini kita melakukan panen perdana. Buahnya tidak kita jual, tapi kita bagikan gratis kepada warga sekitar dan petani jaringan kita yang ada di wilayah Kecamatan Cileles. Hal itu, guna memberikan rangsangan kepada warga untuk jadi petani,” ujar Kusnaedi kepada KabarBanten.com, Kamis, 4 Februari 2021.

Baca Juga : Pasarkan Produk Pertanian Kabupaten Lebak, Poktan Warunggunung Buka Cafe Tani, Ini Lokasinya

Menurut dia, memberikan rangsangan menjadi petani itu tidaklah mudah karena memang kenyataannya banyak warga sudah meninggalkan profesi petani. Apalagi kaum milenial lebih memilih menjadi pengangguran ketimbang bertani.

“Padahal kalau ditekuni dan mau belajar maka dari bertani bisa menjadi jutawan. Oleh karena itu, saat masa pandemi Covid-19 ini, saya pulang kampung membangun jaringan petani lokal. Alhamdulilah membuahkan hasil,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, jaringan petani yang dibangun, bukan hanya  dalam hal menggarap lahan tetapi juga dalam hal penyediaan pupuk. 

“Untuk pupuk, kita mengumpulkan kotoran hewan yang ada di lingkungan setempat. Sedangkan untuk pemasarannya sudah banyak pesanan dari restoran dan pengusaha buah-buahan di Ibu Kota,” ujar Kusnaedi.

Baca Juga : Kisah Perajin Jam Tangan Kayu Rizki Febriani, Pernah Terpuruk, Lalu Bangkit Berkat ‘Marketing Langit’

Selain itu, kata dia, dirinya sudah memiliki pelangan tetap. Salah satunya Agrobisnis Banten di bawah naungan Gubernur Banten Wahidin Halim.

“Saya akan terus berkarya dan ikhlas untuk kemajuan perekonomian masyarakat Kabupaten Lebak,” kata Kusnaedi.

Ia mengungkapkan, Melon yang ditanam berdasarkan estimasi menghasilkan panen sebanyak 8.000 buah. Sedangkan untuk pohon pisang belum panen karena memang baru di tanam tahun lalu jadi masih harus menunggu.

“Untuk pisang sudah tumbuh subur. Pisang yang ditanam adalah Pisang Cavendish,” ujarnya.

Baca Juga : Berhasil Turunkan Biaya Operasional, Krakatau Steel Ekspor Ribuan Ton Baja, Dirut KS Ungkap Strateginya

Ia menjelaskan, kenapa dirinya memilih Pisang Cavendish? karena selain sangat mudah ditanam, buah pisang tersebut bernutrisi tinggi dan rasanya enak serta permintaan pasarnya banyak.

“Kita menanam tidak asal tanam, tetapi melihat juga pangsa pasarnya. Kalau Pisang Cavendish, pangsa pasarnya terbuka luas. Kemudian, dari segi harga relatif stabil,” ujar Kusnaedi.

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menyampaikan bahwa apa yang sudah dilakukan Kusnaedi di saat pandemi luar biasa. Inovasinya bertani dengan serius dan sungguh-sungguh dengan mengaflikasikan lahan tidur di wilayah tersebut patut diapresiasi.

"Teknik-teknik pertanian yang benar merupakan sumber penghasilan yang menjanjikan. Semoga jadi inspirasi bagi para pemuda lainnya di Provinsi Banten untuk menstabilkan ketahanan pangan,” ujar WH.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler