Leo juga menambahkan bahwa jika market dan income yang dihasilkan bagus, maka mereka akan franchise ke depannya, dengan target menyambangi semua lima titik kampus Untirta, terutama di Sindangsari. Disana, kata dia, akan dibentuk sebuah kafe, tetapi tetap menghadirkan ciri khas mobil VW Combi yang menjadi ikon kafe tersebut.
"Untuk omset di luar ekspekstasi saya, kemarin tuh karena mahasiswa belum masuk ya paling sehari dapat 500 ribu, tapi ternyata satu hari bisa Rp1,5 juta hampir Rp2 juta. Jadi ini semua luar biasa, dan kami terus memperbaiki semua layanan, semua menu lainnya, supaya memberikan layanan dengan rasa yang berbeda dengan kafe-kafe yang lain," tuturnya.
Kafe yang beroperasi pada Senin hingga Jumat pukul 9.00 s/d 20.00 WIB ini juga mengadakan pengabdian kepada masyarakat, seperti yang telah dilakukannya bersama Fakultas Kedokteran dalam bentuk cek kesehatan gratis pada hari Minggu di Car Free Day Kabupaten Serang, dan diusahakan bergilir dengan fakultas lainnya.
Menurut Leo, prinsip berbisnis adalah kolaborasi, tidak mungkin Untirta bisa besar dengan sendiri, tidak mungkin pula alumni besar dengan sendirinya, maka prinsip berbisnis adalah kolaborasi. (Devy Yuliana/Enno Triutami)***