Kisah Mbah Jum yang Membuat Para Bidadari dan Penduduk Langit Iri

3 April 2024, 12:35 WIB
Ilustrasi terkait kisah Mbah Jum yang membuat iri para bidadari dan penghuni langit, serta konsep sedekah yang luar biasa. /Tangkapan layar/Instagram @qolbu_muslim

KABAR BANTEN - Mungkin dalam hati anda bertanya-tanya siapa sebenarnya Mbah Jum itu? Kenapa penduduk langit dan para bidadari sampai iri sama Mbah Jum? apa keistimewaan dari Mbah Jum?

Penasaran berikut kisah Mbah Jum yang membuat iri para bidadari dan penghuni langit, sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui laman Instagram @qolbu_muslim

Mbah Jum, begitulah beliau dipanggil, aku sempet bertemu dengannya 5 tahun yang lalu saat berlibur di Bantul Yogyakarta.

Baca Juga: Kisah Nyata Cinta dan Pengorbanan Seorang Ibu yang Melindungi Anak dari Bahaya Hingga Bertaruh Nyawa

Mbah Jum seorang tuna netra yang berprofesi sebagai pedagang tempe, setiap pagi beliau dibonceng cucunya ke pasar untuk berjualan tempe.

Sesampainya di pasar tempe segera digelar, sambil menunggu pembeli datang.

Di saat penjual lain sibuk menghitung uang sambil ngerumpi dengan sesama pedagang, Mbah Jum selalu bersenandung solawat, cucu meninggalkannya sebentar karena dia juga bekerja sebagai kuli panggul di pasar itu.

Dua jam kemudian cucunya datang kembali untuk mengantar Mbah Jum pulang ke rumah.

Karena biasanya tidak sampai 2 jam dagangan tempe Mbah Jum sudah habis ludes, Mbah Jum selalu pulang lebih awal dibanding pedagang lainya.

Sebelum pulang Mbah Jum selalu menyuruh cucunya menghitung uang hasil dagangannya dulu.

Bila cucunya menyebut angka lebih dari 50 ribu rupiah, Mbah Jum selalu minta cucunya mampir ke masjid untuk memasukan uang lebihannya itu ke kotak amal.

Saat ditanya kenapa begitu? "Karena kata si Mbah Jum modal tempe hanya 20 ribu rupiah, harus si Mbah Jum dapatnya lebih banyak ya 50 ribu, kalau sampai lebih berarti itu punyanya gusti Allah harus dikembalikan lagi, lha rumahnya gusti Allah kan di masjid", makanya kalau dapat lebih dari 50 ribu saya diminta si Mbah Jum memasukin uang lebihnya ke masjid" ungkap cucunya.

"Lho kalau sampai lebih 50 ribu tentukan hak si Mbah Jum, kan artinya si Mbah bawa tempe lebih banyak to? tanyaku lagi.

Enggak, si Mbah itu bawa tempenya tiap hari ga berubah-ubah jumlahnya sama" kemudian cucunya menjelaskan, tapi kenapa hasil penjualan di Mbah Jum selalu berbeda-beda? Tanyaku lagi

"Begini mbak, kalau ada yang beli tempe sama si Mbah Jum, si Mbah selalu bilang ambil sendiri kembaliannya, tapi mereka kebanyakan para pembeli itu selalu bilang uangnya pas ko Mbah, ga ada kembalian.

Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 5 ribu ngasih uang 20 ribu, ada yang beli tempe 10 ribu uangnya 50 ribu dan mereka selalu bilang uangnya selalu pas ga ada kembalian.

Baca Juga: Ini Keistimewaan Sifat Malu Agar Terhindar dari Murka Allah, Kata Ustadz Abdul Somad dan Khalid Basalamah

"Pernah suatu hari si Mbah Jum dapat uang 350 ribu, ya 300 ribunya saya taruh di kotak amal masjid" begitu penjelasan cucunya.

Aku melongo terdiam mendengar penjelasan itu, di saat semua orang ingin semuanya menjadi uang, bahkan kalau kotorannya sendiripun disulap menjadi uang, tapi Mbah Jum....? Aah logikaku yang hidup di jaman kemodernan jahiliah ini memang belum sampai.

Kebiasaan si Mbah Jum datang kerumah jam 10 pagi beliau langsung masak untuk makan siang dan makan malam.

Ternyata Mbah Jum juga seorang tukang pijat bayi (begitulah orang di kampung itu menyebutnya) jadi bila ada anak-anak dikeluhkan demam, batuk, pilek, rewel, kejang, diare muntah-muntah dan lain-lain biasanya orang tua mereka akan langsung mengantarkan ke rumah Mbah Jum.

Bahkan bukan hanya untuk pijat bayi dan anak-anak Mbah Jum juga bisa membantu pemulihan kesehatan bagi orang dewasa yang mengalami keseleo, memar, patah tulang dan sejenisnya.

Mbah Jum pun tidak pernah memasang tarif untuk jasanya itu padahal beliau bersedia diganggu 24 jam bila ada yang butuh pertolongan.

Bahkan bila ada yang memberikan imbalan untuk jasanya itu, ia selalu masukin lagi 100 persen ke kotak amal masjid, ya 100 persen, mungkin anda kaget sama saya juga kaget.

Ketika aku bertanya kenapa harus dimasukin semua ke kotak amal?

Mbah Jum memberi penjelasan sambil tersenyum:"Kulo Niki sakjane mboten pinter mujet, nek wonten sing seger waras margo dipijet kaleh Kulo, niku kersane Gusti Allah, lha dadose mbayare mboten kaleh kulo tapi kaleh Gusti Allah".

"(Saya sebenarnya enggak pintar mijit, kalau ada yang sembuh karena saya pijit, itu bukan karena saya, tapi karena Gusti Allah, jadi bayarnya bukan sama saya tapi sama Gusti Allah)"

Lagi-lagi aku terdiam, lurus menatap wajah keriput Mbah Jum yang masih bersih.

Ternyata manusia yang datang dari peradaban kapitalis akan terkaget-kaget saat dihadapkan oleh peradaban sedekah tingkat tingkat tinggi macam ini.

Dimana era kapitalis orang sekarat saja masih bisa dijadikan lahan bisnis, jangankan bicara gratis dengan menggunakan kartu BPJS saja sudah membuat beberapa oknum medis sinis.

Mbah Jum tinggal bersama 5 orang cucunya, sebenarnya yang cucu kandung Mbah Jum cuma satu yaitu yang paling besar usia 20 tahun(laki-laki) yang selalu mengantar dan menemani Mbah Jum berjualan tempe di pasar.

Empat orang cucu yang lain itu adalah anak yatim-piatu dari tetangganya yang dulu rumahnya kebakaran, masing-masing mereka berumur 12 tahun, 10 tahun, dan 8 tahun laki-laki dan satu perempuan yang berusia 7 tahun.

Dikarenakan Mbah Jum tunanetra sejak lahir, membuat Mbah Jum tidak bisa membaca dan menulis Al-Qur'an namun ternyata Mbah Jum hapal 30 Juz Al-Qur'an, subhanallah.

Dan cucu Mbah Jum yang paling besar adalah guru ngaji untuk anak-anak di kampung mereka, semua cucu angkat Mbah Jum juga ternyata sudah katam Al-Quran.

Baca Juga: Kisah Nyata Seorang Pemuda yang Buka Puasa Bersama Bidadari Tercantik di Surga

"Kulo Niki tiang kampung , mboten saget ningali nopo-nopo ket bayi, Alhamdulillah Kula diparingi berkah saget hapal Qur'an" ungkap Mbah Jum dalam bahasa Jawa yang artinya: (saya ini orang kampung tidak bisa melihat apapun dari bayi Alhamdulillah kehendak Gusti Allah saya diberi keberkahan bisa hapal Al-Qur'an Gusti Allah itu benar-benar adil pada saya).

Sungguh ini merupakan kisah yang sangat luar biasa memberi pelajaran tentang sedekah kita mesti belajar darinya.

Itulah kisah dan keistimewaan Mbah Jum yang membuat para bidadari dan penghuni langit merasa iri atas peroleh pahala yang kelak akan Mbah Jum peroleh sebab kelak di surga bidadari itu akan jadi pelayan Mbah Jum, wawllahu alam.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler