Deddy Corbuzier Selamat dari Badai Sitokin, Pola tak Biasa Pasien Covid-19, Ini Hasil Penelitiannya

- 22 Agustus 2021, 19:40 WIB
Deddy Corbuzier selamat dari badai sitokin, setelah mengalami kritis dan hampir meninggal.
Deddy Corbuzier selamat dari badai sitokin, setelah mengalami kritis dan hampir meninggal. /Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier

KABAR BANTEN - Deddy Corbuzier selamat dari Badai Sitokin, setelah sempat kritis dan hampir meninggal akibat terinfeksi Covid-19.

Setelah hampir dua pekan rehat dari Youtube dan media sosial lainnya, Deddy Corbuzier muncul mengabarkan dirinya terinfeksi Covid-19 hingga sempat kritis dan hampir meninggal terserang Badai Sitokin.

Meski tak mengalami gejala apapun, Deddy Corbuzier tiba tiba masuk ke dalam Badai Sitokin dengan keadaan paru paru rusak 60 persen.

Baca Juga: Badai Sitokin Mengintai Pasien Covid-19, Dialami Deddy Corbuzier hingga Hampir Meninggal, Begini Gejalanya

"Saya sakit.. Kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucu nya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid," tulis Deddy Corbuzier dalam akun Instagramnya @mastercorbuzier, Minggu, 22 Agustus 2020.

Ya, Deddy Corbuzier hampir meninggal karena badai sitokin. Pada kasus Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari hellosehat.com, beberapa dokter dan ilmuwan menemukan pola tidak biasa pada sejumlah pasien Covid-19. 

Pasien-pasien ini mengalami gejala ringan, tampak membaik, tapi selang beberapa hari, kondisi mereka menurun drastis hingga kritis atau meninggal.

Dr. Pavan Bhatraju, dokter ICU di Harborview Medical Center Seattle, AS, menyebut hal ini dalam penelitiannya. 

Penurunan kondisi pasien umumnya terjadi setelah tujuh hari dan lebih banyak ditemukan pada pasien Cobid-19 yang sehat dan masih muda.

Mereka meyakini bahwa penyebabnya adalah produksi sitokin yang berlebihan, sering dikenal sebagai cytokine storm atau badai sitokin. 

Alih-alih melawan infeksi, kondisi ini justru dapat menyebabkan kerusakan organ dan berakibat fatal.

Paru-paru mengalami peradangan parah, karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus. 

Bahkan, peradangan pun bisa terus terjadi meski infeksi sudah selesai. Selama peradangan, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Normalnya, sitokin hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi. 

Pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Baca Juga: Kematian Makin Dekat, Korban Covid-19 Dulu Orang Lain Kini Teman, Deddy Corbuzier: Diposting Udah Kaya Makanan

Jaringan paru-paru pun mengalami kerusakan. Kondisi pasien yang tadinya sudah baik, berakhir memburuk.

 Dr. Bhatraju mengatakan, pasien yang awalnya hanya memerlukan sedikit oksigen bisa saja mengalami gagal napas hanya dalam waktu semalam.

Dampak badai sitokin begitu drastis dan cepat. Tanpa penanganan yang tepat, fungsi paru-paru pasien dapat menurun hingga membuat pasien sulit bernapas. 

Di sisi lain, infeksi terus bertambah parah dan mengakibatkan kegagalan organ.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Instagram @mastercorbuzier hellosehat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah