Network
KABAR BANTEN - Bagi orang tua, apalagi ibu muda harus mulai belajar dan memahami kemampuan anak terlebih dahulu sebelum mendaftarkan ke sekolah Taman Kanak-kanak atau TK.
Sebab, setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan tentunya perlu diasah oleh orang tua sebelum mereka memasuki TK.
Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari akun instagram pribadi @dr_ellyrisman, dijelaskan beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh orang tua bagi anaknya yang hendak mendaftar ke sekolah TK.
Baca Juga: Kenali Kecerdasan Anak Lewat Kegemarannya, Orang Tua Harus Tahu!
Misalnya dengan mengasah keterampilan sosial pada anak sebelum memasuki dunia sekolah.
Bisa dimulai dari mengundang teman-teman sebayanya atau saudara yang memiliki umur sepantaran untuk bermain ke rumah.
Pada sesi tersebut, si anak tidak hanya bermain namun sambil diajarkan cara bersosialisasi dan mengenal emosional pada anak.
Kemudian, mengasah keterampilan motorik halus pada anak dengan mengenalkan cara menggunakan krayon atau pensil warna, hingga penggunaan gunting.
Sebelum mendaftarkan anak masuk ke sekolah TK, orang tua juga wajib untuk membiasakan dan mengajarkan anak melakukan kegiatan atau aktivitas makan serta minum secara mandiri.
Mengikat tali dan memakai sepatu, buang air kecil, hingga buang air besar secara mandiri.
Selain itu, orang tua juga harus memberikan pemahaman terhadap anak ketika sedang bermain.
Orang tua harus membiarkan si anak bermain tanpa adanya batasan dan larangan, cukup memantau dari kejauhan.
Supaya imajinasi dan kreativitas anak tumbuh serta berkembang dengan sendirinya.
Baca Juga: 6 Ciri Anak Kecil Pilihan dari Khodam Leluhur, Bisa Terlihat Sejak Masih dalam Kandungan
Termasuk mengajarkan anak keterampilan mendengarkan agar bisa mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh gurunya ketika masuk TK.
Orang tua bisa memulainya dengan membacakan sebuah cerita pada anak untuk menstimulasi pertumbuhannya.
Atau bisa juga membuat suatu kerajinan tangan bersama-sama, selain mengajarkan anak lebih kreatif hal itu juga bisa menjadi upaya pengontrol emosi anak.***
