Kenali Disforia Gender, Penyebab Krisis Identitas Gender, Cegah Sejak Dini pada Anak

- 16 April 2023, 13:39 WIB
Ilustrasi Disforia Gender/Tangkapan Layar/freepik
Ilustrasi Disforia Gender/Tangkapan Layar/freepik /

KABAR BANTEN - Artikel kali ini akan membahas tentang Disforia Gender, gejala dan komplikasi penderitanya. 

 

Disforia Gender sangat penting untuk diketahui lantaran situasi ini semakin sering terjadi.

Lalu apa yang dimaksud dengan Disforia Gender, simak penjelasannya agar kamu tahu alasan kenapa hal itu terjadi.

Terkait krisis identitas gender, menjadi salah satu kelainan yang dialami beberapa orang. 

Namun apakah alasan dibalik ketidak pastian jenis kelamin, yang membuat mereka ragu?

 

Beberapa orang berperilaku tidak sesuai dengan gendernya. 

Seperti pria yang berlaku seperti wanita ataupun sebaliknya. 

Ternyata hal itu bisa tergolong sebagai Disforia Gender loh.

Berikut Kabar Banten rangkum penjelasan mengenai Disforia Gender, Gejala serta komplikasinya.

Dilansir kabarbanten.com dari mayoclinic, Disforia Gender adalah perasaan tidak nyaman atau tertekan yang mungkin terjadi pada orang-orang yang identitas gendernya berbeda dari yang ditetapkan saat ia lahir.

Transgender dan mix gender mungkin mengalami disforia gender di beberapa titik dalam hidup mereka. Namun, beberapa transgender dan mix gender merasa nyaman dengan tubuh mereka, dengan atau tanpa intervensi medis.

Diagnosis untuk disforia gender dimasukkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. 

Dengan adanya diagnosis, diharapkan bisa membantu orang dengan disforia gender dan mendapatkan akses ke perawatan kesehatan yang diperlukan. Serta guna mencapai pengobatan yang efektif. 

Istilah ini berfokus pada ketidaknyamanan sebagai masalah, bukan identitas.

Berikut Gejala Disforia Gender:

Disforia gender dapat menyebabkan remaja dan orang dewasa mengalami perbedaan mencolok mengenai identitas gender batin dan gender aslinya, dalam kurun waktu setidaknya selama enam bulan. 

Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh beberapa hal berikut:

1. Perbedaan antara identitas gender dan alat kelamin atau karakteristik seks sekunder, seperti ukuran payudara, suara, dan rambut wajah. 

Pada remaja muda, terdapat perbedaan antara identitas gender dan karakteristik seks sekunder yang diantisipasi.

2. Keinginan yang kuat untuk menyingkirkan alat kelamin atau ciri-ciri seks sekunder ini, atau keinginan untuk mencegah perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

3. Keinginan yang kuat untuk memiliki alat kelamin dan karakteristik seks sekunder dari jenis kelamin lain.

4. Keinginan kuat untuk menjadi atau diperlakukan sebagai jenis kelamin lain.

5. Keyakinan yang kuat untuk memiliki perasaan dan reaksi yang khas dari jenis kelamin lain.

Disforia gender, juga dapat menyebabkan tekanan signifikan yang mempengaruhi situasi sosial, di tempat kerja atau sekolah, dan di bidang kehidupan lainnya.

Disforia gender bisa saja dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga remaja dan dewasa. 

Komplikasi Disfora Gender/ Perubahan yang terjadi

Disforia gender dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk aktivitas sehari-hari. Orang yang mengalami disforia gender mungkin akan mengalami kesulitan di sekolah karena tekanan untuk berpakaian dengan cara yang sesuai jenis kelamin mereka saat lahir, karena takut diejek atau digoda.

Jika disforia gender berdampak pada cara interaksi mereka di sekolah atau di tempat kerja, akibatnya mungkin mereka bisa putus sekolah atau menganggur. 

Tidak dipungkiri, Disforia Gender juga bisa mengalami kesulitan pada hubungan, kecemasan, depresi, menyakiti diri sendiri, gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan masalah lain dapat terjadi.

Orang yang mengalami disforia gender juga sering mengalami diskriminasi sehingga menimbulkan stres. 

Kemungkinan mengakses layanan kesehatan umum dan layanan kesehatan mental bisa jadi sulit karena ketakutan akan stigma dan kurangnya penyedia layanan yang berpengalaman.

Remaja dan orang dewasa dengan disforia gender tanpa perawatan yang bisa menegaskan gender mereka, dapat berisiko memikirkan atau mencoba bunuh diri.

Itulah penjelasan mengenai Disforia Gender, Gejala dan komplikasinya. Bilamana Anda menemukan salah satu gejala dengan orang sekitarmu, berkonsultasi dengan dokter adalah pilihan terbaik. Semoga bermanfaat.***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: Mayoclinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah