Waspada! 55.000 Orang Meninggal Pertahun Akibat Rabies, Ini Penyebab dan Cara Pencegahannya

- 7 Juli 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait kasus rabies yang mengakibatkan kematian berikut penyebabnya dan cara pencegahannya.
Ilustrasi terkait kasus rabies yang mengakibatkan kematian berikut penyebabnya dan cara pencegahannya. /Pixabay/ Fabio

KABAR BANTEN - Belakangan ini media sosial digemparkan dengan beredarnya video kasus yang cukup viral, yaitu seorang anak di Buleleng Bali kesakitan akibat rabies hingga akhirnya anak itu meninggal.

Dalam setiap tahunnya rabies bisa menyebabkan sekitar 59.000 kematian di seluruh dunia, bahkan di Indonesia terdapat dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa rabies yakni Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Menghadapi masalah rabies ini, Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat waspada, lebih peduli dan tidak menganggap sepele gigitan dari hewan terutama anjing.

Baca Juga: Waspada Rabies! Kenali Tanda-tandanya dan Cara Menanganinya Berikut Ini

Paparan kasus rabies pada manusia 90 persen paling banyak ditularkan oleh anjing, bahkan 99 persen bisa menyebabakan kematian akibat rabies yang ditularkan oleh anjing.

Sebenarnya rabies ini ditularkan tidak hanya melalui anjing saja, namun rabies ini bisa ditularakan oleh hewan lainnya seperti kelelawar, kucing, rubah dan kera.

Untuk mengetahui lebih dalam informasi tentang rabies ini, sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal Youtube P2PM Kemenkes RI, berikut informasi tentang rabies.

Penyakit anjing gila atau rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus yang dapat menyebabkan kematian.

Virus ini dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia, rabies disebabkan oleh Lyssavirus dari keluarga Rhabdoviridae yang terdapat dalam air liur hewan penular rabies.

Biasanya rabies dapat ditularkan melalui gigitan, cakaran, dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies.

Selain itu, rabies juga bisa menular ketika bahan infeksius kontak langsung dengan mukosa manusia atau luka di kulit.

Peta penyebaran rabies di dunia tersebar di lebih dari 150 negara, sekitar 55.000 orang meninggal karena rabies setiap tahunnya, sebagian besar kasus rabies banyak terjadi di Asia dan Afrika.

Sekitar 40 persen kematian karena rabies terjadi pada anak usia dibawah 15 tahun, setiap tahun lebih dari 15 juta orang menetima vaksin anti rabies pasca gigitan untuk mencegah timbulnya penyakit ini.

Di indonesia kasus rabies tersebar di 26 Provinsi sisanya merupakan daerah bebas yakni Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua dan Papua Barat, sekitar 98 persen kasus rabies ditularkan oleh anjing, lalu sisanya ditularkan oleh kucing dan kera.

Untuk masa inkubasi pada manusia bervariasi yakni antara 2 minggu hingga 2 tahun, tapi biasa 3 hingga 8 minggu, ini bisa dipengaruhi oleh jumlah virus yang masuk, kedalam luka, lokasi gigitan, imunitas dan lain-lain, sedangkan masa inkubasi pada hewan juga bervariasi, yakni antara 2 sampai 8 minggu.

Baca Juga: Misteri Dibalik Keindahan Gunung Kunci di Sumedang Jawa Barat

Virus rabies masuk melalui gigitan hewan penular rabies ke dalam otot di sekitar gigitan kemudian bergerak ke syaraf tepi lalu naik ke sumsum tulang belakang, kemudian masuk ke otak hingga menyebar pada kelenjar ludah dan organ tubuh lainnya.

Adapun tanda gejala yang paling umum pada orang yang terkena virus adalah takut pada air atau hidrophobia, takut pada cahaya atau photophobia, dan takut pada angin atau aerophobia juga mengeluarkan air liur yang berlebihan atau hipersalivasi.

Kita juga mesti waspada dan mengetahui apa saja tanda-tanda hewan yang mengidap rabies ganas, biasanya hewan yang mengidap radies ganas ditandai dengan suaranya yang parau, tidak jinak, menyerang dan menggigit apa saja yang bergerak, lari tanpa arah, mati 4-7 hari setelah gejala pertama muncul.

Sedangkan untuk hewan yang mengidap rabies tenang ditandai dengan hewan suka bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, tidak mampu menelan, mulut terbuka, air liur berlebihan, kejang-kejang berlangsung singkat, bahkan sering tidak terlihat kelumpuhan dan kematian terjadi dalam waktu singkat.

Kasus rabies ini biasanya sulit diketahui dari awal, karena belum ada tes untuk mengdiagnosis infeksi rabies pada manusia.

Sebelum timbul gejala klinis dengan tanda-tanda rabies yang spesifik yakni takut pada air, takut cahaya dan takut angin.

Jika sudah timbul gejala klinis tersebut, maka orang yang akan mengalaminya tidak akan bisa diselamatkan lagi.

Oleh sebab itu jika seseorang digigit hewan menular rabies, maka pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah segera mencuci luka gigitan, gunakan sarung tangan lalu cuci bekas gigitan dengan sabun atau detegen pada air yang mengalir selama 15 menit dengan gerakan searah dan berulang.

Setelah itu beri antiseptik atau obat sejenisnya dan segera pergi ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapat vaksin anti rabies atau vaksin anti rabies dan serum anti rabies sesuai indikasi.

Untuk hewan yang menggigit dan terinfeksi rabies tersebut harus segera ditangkap dan diserahkan atau dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan di dinas yang membidangi fungsi kesehatan setempat untuk diobservasi selama 14 hari.

Baca Juga: Penyebab Penyakit Rabies atau Penyakit Anjing Gila yang Penderitanya 99,99% Mengalami Kematian

Dan yang terakhir adalah jadilah pemilik hewan yang bertanggungjawab dengan memperhatikan makanan dan kesehatan hewan peliharaan sehingga tidak terlantar.

Jika hewan tersebut ingin dibawa ke luar rumah sebaiknya harus dilengkapi dengan pengaman mulut dan lakukan vaksinasi hewan secara berkala.

Itulah informasi tentang rabies dan cara pencegahannya semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube P2PM Kemenkes RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah