Kisah Sedih Muhamad Rauf Berakhir di Sungai, Anak yang Dibenci Ibu Kandung yang Filicide

- 7 Januari 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi terkait kisah sedih Muhammad Rauf seorang anak yang dibunuh dan dibung ke sungai oleh ibu kandungnya yang mengalami Filicide.
Ilustrasi terkait kisah sedih Muhammad Rauf seorang anak yang dibunuh dan dibung ke sungai oleh ibu kandungnya yang mengalami Filicide. /Tangkapan layar/YouTube KATA PENA by Kamar JERI

KABAR BANTEN - Penyakit mental atau Filicide adalah pembunuhan anak yang dilakukan oleh orangtua karena beberapa faktor.

 

Memang begitu miris mendengarnya, dimana akhir-akhir ini banyak kasus kejahatan yang pelakunya tidak lain adalah orangtua sendiri bisa pihak ayah ataupun ibu kandung yang Filicide.

Seperti yang kita ketahui bahwa sosok ibu adalah pelindung bagi anak-anaknya, namun apa jadinya jika ibu kandung sendiri yang melakukan perbuatan keji ini.

Baca Juga: Kisah Nyata! 10 Kejadian Aneh atau Keajaiban Dalam Perang Israel dan Palestina di Gaza yang Penuh Misteri

Rasanya sudah tidak asing lagi saat kita mendengar kisah nyata tentang kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orangtua terdapat anak.

Hal tersebut seperti kisah nyata Muhamad Rauf yang tega dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri yang mengalami Filicide.

Lantas apa penyebab terjadinya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orangtua terdapat anak ini?

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube KATA PENA by Kamar JERI, berikut kisah sedih Rauf berakhir di sungai, seorang anak yang dibenci ibu kandung.

Disebuah daerah lebih tepatnya di Dusun Parigi, Desa Parigi Mulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ada seorang anak yang masih remaja bernama Muhamad Rauf bin Dirno yang usianya baru menginjak 13 tahun.

Muhamad Rauf atau akrab dipanggil Rauf adalah anak dari sepasang suami istri yang bernama Nurani (40 tahun) dan suaminya Dirno (52 tahun)

Hubungan suami istri ini bisa dikatakan berantakan, segala hal buruk banyak terjadi pada rumah tangga mereka.

Hal tersebut di sebabkan oleh sang istri yang memiliki sifatnya temperamental, ia emosional dan suka marah-marah.

Rumah tangga mereka pada akhirnya tidak dapat diselamatkan lagi, sehingga membuat keduanya untuk bercerai.

Setelah bercerai, mereka berdua akhirnya memilih untuk menikah dan hidup masing-masing.

Sementara itu, anak mereka yakni Muhamad Rauf akhirnya hak asuh di menangkan oleh sang ibu kandung, mau tidak mau ia ikut bersama ibu kandungnya

Muhamad Rauf tinggal bersama ibu kandungnya di sebuah rumah sederhana, disana ia tinggal bersama pamannya bernama Suganda dan kakeknya yang bernama Warim.

Sejak ayah dan ibunya bercerai, Muhamad Rauf ini jarang sekali berkomunikasi dengan ayahnya lagi, karena ayahnya sudah sibuk dengan kehidupan rumah tangga barunya.

Sedangkan sang ibu kandung Muhamad Rauf, semenjak bercerai kelakuannya semakin menjadi-jadi, ia sering marah pada anaknya.

Sehingga hal tersebut membuat Muhamad Rauf tidak betah tinggal di rumah, ia sering keluyuran di jalanan.

Kehidupan Muhamad Rauf ini jadi tidak jelas, terkadang ia pergi ke rumah neneknya, tidur di depan ruko kosong dan di pos ronda.

Hal itu dilakukannya karena ia tidak sanggup mendengar sang ibu kandung yang terus memarahinya.

Dia tumbuh menjadi anak yang kurang kasih sayang , di umurnya yang seharunya ia duduk di bangku sekolah SMP, tapi sayang ia harus terputus pendidikannya sejak masih SD karena ketidakmampuan ibunya secara ekonomi.

Jangankan untuk biaya sekolah, untuk makan sehari-hari saja ia terpaksa harus bekerja keras sendiri tidak berharap dari sang ibu kandung yang temperamental.

Jangankan untuk membiayai Muhamad Rauf sekolah, ia disuruh sang ibu kandung untuk mencari uang sendiri dengan cara menjadi gelandangan atau pengemis.

Muhamad Rauf akhirnya tumbuh besar dengan penuh tekanan, menjalani kehidupannya yang begitu berat.

Ketika ia hilang, ia tidak pernah dicari, ia tidak dipedulikan, sehingga hal itu membuat ia bingung untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Baca Juga: Kisah Nyata Pemuda Soleh dan Permata Zamrud, Setelah Membaca Ini Anda Akan Tahu Kalau Rezeki Takkan Kemana

Hal tersebut membuat Muhamad Rauf terpaksa harus melakukan hal di luar norma bermasyarakat yaitu mencuri, terutama mencuri kotak amal masjid, terkadang ia juga mencuri makanan di warung sekitar dimana ia tinggal.

Tidak hanya sekali dua kali, Muhamad Rauf ini akhirnya melakukan hal itu hingga berkali-kali, sehingga membuat ia cukup dikenal di lingkungannya sebagai anak berkelakuan buruk.

Meskipun demikian, warga yang memahami kondisi yang dialami oleh Muhammad Rauf sejak ia kecil akhirnya mau tidak mau memaklumi dan hanya bisa menasihatinya saja

Bahkan tidak jarang juga warga mengakui kalau Muhamad Rauf ini terkadang memiliki sifat yang sangat baik, yang mana ia tidak seperti kebanyakan anak-anak kecil pada umumnya.

Muhamad Rauf sangat suka membantu orang-orang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, bahkan untuk pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa itu sering dilakukannya.

Pada saat ada kegiatan lingkungan, Muhamad Rauf sering kali ikut bergoyang royong membantu warga, itu ia lakukan secara ikhlas.

Muhamad Rauf sudah sangat jarang pulang ke rumah orangtuanya, ia terkadang pulang ketika hanya benar-benar butuh, selebihnya ia memilih untuk berada di luar agar tidak dimarahi oleh sang ibu kandung.

Singkat cerita pada suatu waktu, dimana Muhamad Rauf sedang berjalan tiba-tiba melihat sekelompok anak kecil sedang main ponsel.

Ternyata hal itu membuat ia sangat sedih, ia tiba-tiba ingin memiliki ponsel seperti kebanyakan anak-anak kecil tersebut.

Namun ia sadar, bahwa ia tidak mungkin mendapatkan ponsel itu, karena tidak mampu membelinya dengan penghasilannya sendiri

Kemudian entah mengapa tiba-tiba Muhamad Rauf berpikir untuk meminta dibelikan ponsel pada sang ibu kandung, entah apa yang ada dipikirannya saat itu

Padahal ia sadar dan tahu ibunya pasti akan marah dan itu adalah kebiasaan sang ibu kandung ketika mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan di telinganya.

Hingga pada saat itu Muhammad Rauf memberanikan diri untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan sang ibu kandung untuk minta dibelikan ponsel.

Mendengar itu, sang ibu kandung merasa sangat kesal dan langsung naik darah, meski dimarahi Muhamad Rauf berusaha merayu ibunya agar bisa meminjamkan ponsel miliknya.

Disaat itu sang ibu kandung yang mendengar jawaban tersebut hanya sinis dan tidak mau memberikan jawabannya.

Itu dilakukan ibu kandung Muhamad Rauf, karena meskipun ia anak kandung sendiri tapi ia tidak suka pada Rauf dan juga tidak senang jika ponselnya pegang oleh anak kandungnya sendiri.

Meski demikian, Muhamad Rauf sering datang ke rumah, secara diam-diam ia sering memainkan ponsel ibunya tanpa memberi tahu terlebih dahulu.

Sehingga hal itu sering membuat ibu kandung Muhamad Rauf merasa kesal dan marah-marah hingga memakinya, saat itu Rauf begitu ketakutan.

Mau tidak mau akhirnya Rauf pun memilih untuk pergi dari rumah, saat itu ia berniat akan kembali jika ibu kandung Rauf sudah memaafkan dia.

Saat itu ia pergi ke kandang sapi milik warga yakni Arman, ia kesana untuk meminta pekerjaan sekaligus untuk meminta izin agar bisa tinggal di kandang sapi tersebut.

Baca Juga: Kisah Cinta Dalam Diam Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra Putri Rosulullah

Arman pun langsung mengizinkan Muhamad Rauf, karena menurutnya bahwa Muhamad Rauf ini sering bekerja membantu ia sebelumnya dan kerjanya sangat bagus.

Beberapa hari setelah Muhamad Rauf diusir oleh sang ibu kandung, ia memilih untuk menghabiskan waktu di kandang sapi yang lokasinya tidak jauh dari rumah ibunya

Di setiap pekerjaannya Muhamad Rauf sangat rajin, ia ditugaskan untuk memberikan makan dan membersihkan kotoran sapi.

Bahkan ia membersihkan kandang sapi tanpa disuru terlebih dahulu oleh pemiliknya, untuk bisa tidur di kandang sapi itu, Rauf dibuatkan semacam angkringan kayu alakadarnya oleh pemilik kandang sapi.

Sebagai pemilik kandang sapi, Arman sangat menyukai Muhamad Rauf bahkan biasanya ia juga sering merekam video kegiatan sehari-hari yang dilakukan Muhamad Rauf ketika sedang membersihkan kotoran sapi.

Bahkan videonya itu sering diposting di media sosial dengan keterangan bahwa Muhamad Rauf anak yang rajin bersihin kotoran sapi ia tidak jijik, tulis Arman di keterangan videonya.

Dalam setiap pekerjaannya, Muhamad Rauf selalu terlihat senang dari gerak geriknya juga ia cekatan meski tangannya sampai belepotan kotoran sapi.

Singkat cerita, tubalah di suatu malam tepatnya pada Selasa malam, 3 Oktober 2023, Rauf tiba-tiba kangen ingin pulang dan ingin meminjam ponsel milik ibunya.

Pada saat itu sudah larut malam, dan pintu rumah sudah dikunci, akhirnya ia memikirkan cara agar tetap bisa pulang malam itu

Pada saat itu satu-satunya cara yang ia pikirkan adalah dengan cara masuk ke rumah melalui atap.

Kemudian tanpa pikir panjang Muhamad Rauf langsung naik ke atap dengan menggunakan tangga dan sesampainya di atas ia langsung membongkar beberapa genteng rumah tersebut untuk bisa masuk.

Apa yang dilakukan Muhamad Rauf ini ternyata menimbulkan suara gaduh, bahkan saling gaduhnya Warim sang kakek yang sedang struk di saat itu sampai terbangun mendengar suara berisik.

Saat sang kakak keluar dan ia melihat keatas ada Muhamad Rauf diatas atap rumah kemudian ia replek memarahinya dengan kata-kata kasar

Hal itu membuat Muhamad Rauf sangat ketakutan, karena kakeknya berteriak sangat keras dan ia pun langsung turun dari atap rumah.

Saat di bawah Muhamad Rauf langsung dipukul oleh kakeknya dengan tongkat yang ia bawa, dan Muhamad Rauf pun mukul balik sang kakek dengan sebuah barang dan kakenya memukulkan sebuah gergaji ke arah Muhamad Rauf yang terluka dan berteriak minta ampun.

Akibat suara berisik dari suara teriakan Muhamad Rauf dan Warim, hal itu membuat sang ibu keluar dari kamarnya dan langsung memukulinya

Muhamad Rauf pun masuk ke dalam kamar, namun dia di kunci di dalam kamar hingga ia tidak bisa ke luar lagi.

Karena sang ibu kandung benar-benar sangat benci dengan anak kandungnya itu, ia tega membanting Muhamad Rauf keatas tempat tidur dan menindih akannya dan memanggil pamannya yakni Suganda untuk meminta bantuan.

Saat itu pula sang ibu menyumpal mulut Rauf dengan sebuah boneka , dan tidak hanya itu saja, ia juga membenturkan kepala Muhamad Rauf ke dinding dan kusen kamar tersebut, bahkan pamannya juga memukul Rauf dengan tongkat milik kakeknya.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Meteorit Terberat yang Pernah Menghantam Bumi, Lebih Berat dari Beban Hidup?

Tidak puas sampai di situ, ia juga mengambil sebilah bambu pagar lalu besi bahkan batu semuanya dihajarkan ke tubuh Muhamad Rauf.

Muhamad Rauf pada saat itu dihajar habis-habisan oleh ibu kandungnya dan sang paman, naasnya di hari itu, Muhamad Rauf yang sebenarnya rindu pada rumah, tapi pulang dengan cara yang salah berakhir di tangan keluarganya sendiri.

Sang kakek saat itu sama sekali tidak mencegah perlakuan ibu serta pamannya tapi justru malah ikut menghajar Rauf.

Setelah mereka puas, kemudian pamannya mengikat tubuh Muhammad Rauf dan membawanya ke area dapur.

Disisi lain para tetangga satu persatu ke luar rumah karena meras gaduh di rumah tersebut, bahkan ada yang memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah Rauf.

Namun ibu kandung Muhamad Rauf tidak mau membuka kan pintu tersebut, tapi para tetangga merasa curiga, entah dengan cara apa tiba-tiba mereka bisa masuk kedalam rumah.

Warga yang berhasil masuk ke dalam rumah merasa sangat kaget m welihat kondisi di dalam rumah tersebut adanyanya tubuh anak kecil yang terkapar berlumuran darah

Tetangga yang kaget tidak sempat menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, saat itu ibu kandung Muhamad Rauf tiba-tiba beralibi, dengan mengatakan bahwa ia ingin meminjam motor dengan alasan ingin membawa Muhammad Rauf ke Rumah Sakit.

Tapi tetangganya yang tidak merasa curiga sama sekali, lantas langsung meminjamkan motor itu dengan mudahnya.

Singkat cerita maka dipinjamkanlah motor tetangganya tersebut, Ibu kandungnya ditemani pamannya membawa tubuh Muhamad Rauf.

Belum sampai di rumah sakit ibu kandung Rauf dan pamannya menghentikan motornya dan berdiskusi, jika mereka membawa Muhamad Rauf ke rumah sakit pasti akan curiga.

Pamannya yang mengendarai motor langsung menghentikan motor tersebut di pinggir sungai, ibu Muhamad Rauf langsung turun dan mengikat ke dua tangan Rauf ke belakang seakan-akan posisi orang yang diborgol.

Setelah itu ibu dan paman Rauf pun tanpa ragu lagi langsung melemparkan tubuh Rauf ke pinggir sungai tanpa belas kasihan.

Saat itu mereka sama sekali tidak mengetahui apakah Muhamad Rauf ini sudah benar-benar sudah meninggal atau hanya pingsan.

Setelah mereka membuang tubuh Muhamad Rauf ke sungai mereka masih sempat melihat tubuh Rauf bergerak-gerak di dalam air.

Tapi ibu dan pamannya bukannya menyesali perbuatan mereka, malah mereka tersenyum dan merasa permasalahan ini sudah selesai dan pergi meninggalkan lokasi tersebut.

Setibanya di rumah mereka mengembalikan motor milik tetangganya, dan saat di tanya ke mana Rauf, namun mereka bilang bahwa ia di rawat di rumah sakit.

Tetangganya juga bilang apakah kalau sudah sembuh ia akan tinggal di rumah lagi, tapi ibu dan paman Rauf bilang tidak tahu katanya Rauf anaknya nakal dan suka keluyuran dan mungkin saja ia tidak pulang ke sini.

Ketiak itu tetangganya yang tidak curiga langsung mengiyakan perkataan keduanya, semuanya terlihat tenang dan selesai.

Keesokan harinya, tepatnya di pagi hari yaitu hari Rabu, 4 Oktober 2023, ada seorang warga yang hendak melakukan aktivitas.

Kebetulan rumah warga itu sangat dekat dengan saluran irigasi Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pada saat itu ia hendak mengambil air, namun belum sempat mengambil air, ia tiba-tiba melihat adanya sosok yang mirip manusia mengambang dan tersangkut di bebatuan.

Pada saat itu ia memganggap kalau itu kain atau patung, tapi saat ia mendekatinya ia sadar kalau itu adalah jasad manusia yang lebih tepatnya adalah jasad seorang anak kecil.

Merasa sangat ketakutan melihat hal itu, ia kemudian langsung lari menghampiri pemukiman warga sambil berteriak dan membuat semua warga berkerumun dan keluar menyapanya.

Orang tersebut langsung mengatakan ada jasad anak kecil mengambang di dekat batu, pada saat itu juga orang-orang langsung menuju lokasi dan menyaksikan pemandangan yang menyeramkan.

Diamana jasad anak kecil itu dalam keadaan terikat dengan penuh luka lebam di tubuhnya di sekitar air itu terlihat merah dengan darah, sepertinya jasad itu baru saja dibuang.

Salah satu warga langsung berinisiatif untuk menghubungi pihak kepolisian, tidak lama setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung tiba di lokasi dan mengevaluasi jasad tersebut dan mengusut jasad siapa ini sebenarnya.

Pertama-tama pihak kepolisian mencari identitas korban terlebih dahulu, tidak butuh waktu lama polisi akhirnya segera mengetahu identitas dari jasad tersebut, yang merupakan jasad dari seorang anak yang bernama Muhamad Rauf.

Setelah mendapatkan identitas tersebut, hal pertama yang dilakukan oleh pihak kepolisian adalah menghubungi pihak keluarga.

Saat itu polisi datang ke kediaman sang ibu dan sesampainya di sana sang ibu bersama pamannya dan juga kakenya merasa sangat gugup.

Polisi yang merasa curiga selanjutnya melakukan tindakan dengan menggeledah rumah tersebut dan mendapatkan beberapa barang bukti yang mengarah mereka yang menjadi pelaku kasus tewasnya Muhamad Rauf.

Dimana saat itu polisi menemukan sebuah tongkat milik kakeknya Rauf yang masih ada bercak darah yang mengering.

Tidak hanya itu saja di sekitar rumahnya juga banyak bercak darah dan langsung mengambil simpel darah itu untuk diidentifikasi.

Namun pada saat itu juga pihak kepolisian langsung mengamankan ibu kandung, paman , dan kakenya Rauf untuk diinterogasi.

Untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya, pihak kepolisian melakukan interogasi secara terpisah kepada ketiganya.

Pada awalnya mereka memberikan jawaban yang berbeda-beda dan mereka mengelak tidak mau mengakui bahwa merekalah para pelaku dari eksekusi ini.

Tapi pihak kepolisian terus mendesak ketiganya, maka pada akhirnya mau tidak mau mereka mengakui perbuatannya tersebut dan mereka ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Atas perbuatannya, mereka dikenakan pasal 80 ayat 3 dan ayat 4 Undang-undang RI No 35 tahun 2014, tentang perlindungan anak dan atau pasal 44 ayat 3 Undang-undang RI No 23 tahun 2004 penghapusan kekerasan dalam rumah tangg.

Banyak yang menyayangkan bahwa kasus ini sangat ringan hukumnya dan banyak orang-orang yang berharap bahwa ketiga pelaku mendapatkan hukuman setimpal kalau bisa hukuman mati.

Itulah kisah tentang Muhamad Rauf, seorang bocah kecil yang dieksekusi oleh keluarganya sendiri bahkan salah satunya ibu kandung yang melahirkan dia namun mengalami Felicide.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube KATA PENA by Kamar JERI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah