Akibat waktu mereka dihabiskan untuk hal tersebut, rasanya wajar saja jika budaya ini busa membentuk mentalitas seseorang menjadi lebih tertarik pada budaya Korea daripada budaya di negara sendiri.
Hal itu bisa terjadi, karena manusia itu berpikir tergantung dari apa yang sering ia lihat, mungkin kalau mereka lebih banyak eksplor budaya Indonesia mereka akan lebih suka budaya kita daripada budaya Korea.
Ada hal yang membuat K-pop ini berbeda daripada budaya-budaya lain karena masuknya budaya tersebut bersamaan dengan era teknologi.
Dimana para penggemarnya akan lebih mudah untuk mencari dan mendalami informasi idola mereka, jika di zaman dulu misalnya kita suka sama tokoh tertentu, kita tidak bisa akses informasi tokoh tersebut secara mendalam.
Tapi di zaman sekarang itu lebih dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi, jika dilihat saat ini anak kecil saja sudah bisa akses internet.
Maka tidaklah heran jika budaya Korea itu bisa berdampak langsumg pada pembentukkan mental dan karakter penontonnya, sebab mereka masuk secara tepat bersamaan dengan kemajuan teknologi.
Pada dasarnya menyukai sesuatu itu tidak ada salahnya, selama diambang batas yang wajar, karena bagaimanapun rasa suka itu adalah perasaan yang normal bagi manusia.
Meski penggemar K-pop itu fanatik atau yang lainnya, namun dalam hal ini bukan berarti kita menggeneralisir para penggemar itu toxic.
Biasanya yang toxic itu masih bersifat kekanak-kanakkan, karena meskipun fans K-pop ini dibilang fanatik, tidak menutip fakta bahwa ada juga yang mengidolakannya secara dewasa.