Perjuangan Siswa Menyeberangi Sungai Ciberang Penuh Risiko

- 17 Februari 2020, 22:00 WIB
Siswa SMPN 4 Sajira menyeberangi Sungai Ciberang mengunakan rakit
Siswa SMPN 4 Sajira menyeberangi Sungai Ciberang mengunakan rakit

MASALAH infrastruktur jembatan di daerah terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Lebak masih menjadi persoalan. Saat ini, masyarakat di sebagian daerah yang terdampak bencana masih mengandalkan perahu karet atau rakit sebagai sarana untuk menyeberangi Sungai Ciberang.

Salah satunya adalah siswa SMPN 4 Sajira yang setiap hari pergi ke sekolah memanfaatkan rakit menyeberangi Sungai Ciberang dengan penuh risiko. Bahkan, belum lama ini beberapa siswa di sekolah itu nyaris terseret air sungai yang secara tiba-tiba meluap.

"Sebenarnya takut menyeberangi sungai dengan rakit. Tapi mau bagaimana lagi, karena jembatan yang hanyut terbawa arus banjir belum selesai dibangun lagi. Bahkan, belum lama ini beberapa siswa nyaris hanyut saat menyeberang," kata salah seorang siswa, Rina, Ahad (16/2/2020).

Ia dan para siswa lainnya merasa ketakutan jika pergi ke sekolah harus terus menyeberang sungai menggunakan rakit. Apalagi, pascakejadian beberapa siswa nyaris terseret arus saat naik rakit siswa merasa trauma.

"Saat itu, rakit dikendalikan oleh anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD)," ucapnya.

Hampir senada dikatakan siswa lainnya, Angelina. Ia mengaku, jika saat menyeberang rakit,iIa berusaha meminta penarik tambang orang dewasa agar tenaganya lebih kuat untuk melawan arus sungai.

"Takut kalau sendiri, makanya saya selalu meminta bantuan orang yang dewasa," katanya.

Ketua kesiswaan SMPN 4 Sajira Subur mengatakan, pelajar yang terdampak bencana banjir bandang itu tercatat 75 siswa dan mereka jika pergi ke sekolah menggunakan rakit penyeberangan.

"Iya hampir setiap hari berangkat ke sekolah menggunakan rakit menyeberangi sungai," ucapnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x