“Tidak bisa K/L/D sendiri-sendiri dan masih mengedepankan ego sektoral karena yang menjadi taruhan adalah nyawa rakyat Indonesia,” ujar Dwikorita.
Baca Juga: Lionel Messi Menangis, Lukai Neymar di Ajang Copa America 2021, Endingnya Bikin Terharu
Dalam Perpres tersebut, kata dia, Presiden menekankan pentingnya pencegahan dan mitigasi dalam menghadapi kebencanaan. Koordinasi yang baik, menurut dia, akan mencegah dampak kerugian yang lebih besar.
“Masyarakat harus menjadi subjek dalam upaya mitigasi bencana. Dengan begitu masyarakat akan terdidik bagaimana memitigasi bencana, membangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan, kemudian tanggap terhadap pemulihan dalam berbagai aspeknya apabila bencana benar-benar terjadi,” ujarnya.
Jika kesadaran masyarakat telah terbentuk, kata dia, maka ke depan masyarakat Indonesia tidak akan lagi berasumsi bahwa urusan bencana hanya menjadi urusan dan kewajiban Pemerintah, BMKG, BNPB, SAR, TNI, atau BPBD.
"Literasi kebencanaan masyarakat perlu kita tingkatkan. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana," ujar Dwikorita.
Baca Juga: 4 Zodiak Paling Keibuan, Salah Satunya Ada Cancer, Berikut Ulasannya
"Ini pekerjaan rumah besar yang tidak bisa dikerjakan hanya oleh BMKG saja. Perlu kerja bersama dengan semua pihak hingga level desa," lanjut Dwikorita.
Saat ini, kata dia, BMKG tengah membangun dan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.