Pierre Tendean memperoleh pendidikan dasar di Sekolah Rakyat (SR) Boton Magelang pada 1945, melanjutkan pendidikan di tingkat SMP Negeri 1 Semarang pada 1952, dan masuk di SMA Bagian B jurusan Ilmu pasti Semarang pada 1955.
Setelah lulus SMA, Pierre Tendean bergabung dengan Akademi Militer, karena tekadnya memang igin menjadi soerang perwira.
Setelah lulus dari Akademi Milier pada 1961 dengan pangkat Letnan Dua, Pierre Tendean menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan.
Dia kemudian mengikuti pendidikan di sekolah intelejen di Bogor, dan lulus dari sekolah intelejen.
Selanjutnya, dia bertugas di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata ke Malaysia di saat konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.
Pierre Tendean bertugas memimpin sekelompok relawan di beberapa daerah untuk menyusup ke Malaysia.
Sampai kemudian menjadi ajudan Jenderal AH Nasution 15 April 1965, Pierre Tendean dipromosikan menjadi letnan satu.
Pierre Tendean menggantikan Kapten Kav Adolf Gustaf Manullang ajudan AH Nasution, yang gugur dalam misi perdamaian di Kongo Afrika 1963.
Pribadi yang begitu hidup dan sifat kestaria yang sudah terpancar semenjak kecil adalah alasan AH Nasution menunjuk Pierre Tendean sebagai ajudannya.
Selain itu, kiprah serta prestasi monumentalnya di dunia militer Indonesia yang membuat namanya terus diperbincangkan hingga beberapa dekade sejak kematiannya.