Kemudian disusul oleh Partai Gerindra 12,3 persen, Partai Golkar 9,9 persen, PKS 7,3 persen, Partai Demokrat 3,6 persen dan PKB 2,7 persen.
"Sebetulnya hasil survei ini, kan dilakukan sebelum ada kasus Arteria Dahlan. Tapi kalau kita mau dicek pengaruhnya maka itu harus ada survei," kata dia.
Menurut Firman, ada sejumlah hal yang membuat kasus Arteria Dahlan tak berdampak signifikan terhadap elektabilitas PDI Perjuangan.
"Yang pertama ialah karena Arteria Dahlan itu bukan elite PDIP," ucapnya.
Namun berbeda jika misalnya yang bicara itu sekelas ketum, sekjen atau elite strategis.
"Maka akan lain dampaknya nanti. Dan saya menilai Arteria Dahlan bukan elite stategis di PDI Perjuangan," kata dia.
Alasan lain, kata Firman, karena Arteria Dahlan tidak dalam posisi untuk kemudian didorong oleh PDIP menjadi caleg atau menempati posisi atau jabatan staregis di Jawa Barat.
"Karena kalau pun kita bicara plihan partai. Tadi dijelaskan temuan partai bahwa party-id (identification) di Jawa Barat, itu rendah dan 80 persen orang memilih bukan karena kedekatan dengan partai namun karena faktor figur," katanya.
Begitu juga menurut hasil survei Trust Indonesia Research and Consulting tingkat elektabilitas partai politik tertinggi diraih PDIP 21,8 persen.