PDIP tak Takut Manuver Projo Hadir di Pertemuan KIB, Hasto: Kecuali Deklarasi Parpol Kalau Punya Keberanian

- 5 Juni 2022, 20:47 WIB
Tiga ketua umum partai politik secara resmi menandatangani nota kesepahaman dibentuknya koalisi indonesia bersatu (KIB)., yang juga dihadiri Ketua Projo.
Tiga ketua umum partai politik secara resmi menandatangani nota kesepahaman dibentuknya koalisi indonesia bersatu (KIB)., yang juga dihadiri Ketua Projo. /Twitter @airlangga_hrt

KABAR BANTEN-Kehadiran Pro Jokowi (Projo) dalam pertemuan partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) (PAN, PPP dan Golkar), mendapat tanggapan dari Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Selain tak ingin mencampuri urusan parpol lain, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga hanya menganggap Projo adalah relawan.

“Projo adalah relawan. Kecuali dia men-declare (mendeklarasikan) sebagai partai politik, kalau punya keberanian,” kata Hasto, dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Antara.

Bagi PDIP dalam konteks pilpres, kata dia, konstitusi mengatakan bahwa pasangan capres cawapres itu diusung oleh parpol atau gabungan partai politik.

“Sehingga kami tidak mencampuri rumah tangga orang termasuk Projo,” kata Hasto menambahkan.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa PDIP tak merasa takut dengan manuver yang dilakukan Projo di silaturahmi nasional KIB.

“PDIP lahir dari suatu proses gemblengan yang panjang. Kantor partai kami pernah diserang,sehingga enggak ada ketakutan. Kami takut kalau seluruh kinerja yang ditunjukkan oleh PDIP, tidak diterima oleh rakyat," ujarnya.

Hasto juga mengungkapkan bahwa PDIP terus bergerak ke bawah agar rakyat dan partai menjadi satu kesatuan.

"Bukankah itu sebagai suatu instrumen terpenting dalam pemilu itu adanya kekuatan kolektif," tuturnya.

Dia juga menganggap kesepakatan yang dibuat Golkar, PAN, dan PPP merupakan strategi setiap parpol.

"Terhadap berbagai kesepakatan-kesepakatan yang ada, itu merupakan bagian dari strategi setiap partai politik," ucapnya.

Bagi PDI Perjuangan, strategi utama saat ini adalah bergerak bersama dengan kekuatan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam pemilu.

Dalam kesempatan itu, mahasiswa doktoral Universitas Pertahanan ini menambahkan seorang pemimpin tak bisa hadir hanya karena didukung segelintir atau parpol tertentu.

“Namun seorang pemimpin harus hadir dari semangat gotong royong. Kita enggak bisa, ada seorang presiden yang berdiri hanya karena dukungan segelintir orang atau parpol," katanya.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x