Waspada! Bahaya Penularan Terhadap Anak, Stop Stigma Cegah HIV AIDS

- 6 Desember 2022, 20:01 WIB
Ilustrasi terkait bahaya penularan HIV AIDS
Ilustrasi terkait bahaya penularan HIV AIDS /Tangkap layar Instagram @kemenkes_ri


KABAR BANTEN-Infeksi HIV AIDS masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV dikawasan Asia Tenggara menyumbang 10% dari total beban HIV di seluruh dunia.

Penting bagi kita semua untuk mewaspadai bahaya terjadinya penularan HIV AIDS, infeksi HIV tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan bagi orang yang terinfeksi, tetapi juga bagi masyarakat.

Permasalahan bahkan bisa meluas hingga masalah, ekonomi dan budaya. Selain itu karena kurangnya edukasi, masih banyak yang menganggap bahwa HIV AIDS bisa menular hanya karena bersentuhan dengan pengidapnya.

Ketidaktahuan tentang HIV AIDS terlebih pada ketidakpahaman cara penularan, menciptakan stigma negatif terhadap penyakit tersebut yang kemudian menghasilkan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS).

Dikutip Kabar Banten dari postingan akun Instagram @kemenkes_ri berikut proses penularan HIV yang harus diwaspadai dan penanggulangan HIV AIDS di Indonesia.

1. Penularan HIV dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya selama kehamilan, saat melahirkan atau pada saat menyusui.

2. Berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Resiko penularan semakin besar bila sering berganti pasangan atau melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan.

3. Hiv juga dapat ditularkan melalui penggunaan bersama alat suntik, alat tindik, dan alat tata yang terkontaminasi HIV.

Orang dengan HIV (ODHIV) sampai saat ini masih mengalami stigma negatif, baik oleh dirinya sendiri (selfstigma), keluarga dan masyarakat umum.

Stigma (ciri negatif yang menempel pada seseorang) umumnya terjadi karena kurangnya pengetahuan dan adanya pemahaman yang keliru terhadap HIV dan AIDS.

Orang yang terinfeksi HIV tentu memerlukan dukungan dari keluarga, sahabat, termasuk masyarakat agar memiliki kepatuhan yang baik dalam minum ARV.

Tidak menghentikan pengobatan tanpa indikasi medis dan tetap semangat, karena dengan ARV diharapkan dapat berkarya dengan baik.

Adapun Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia adalah sebagai berikut.
Indonesia Akhiri Epidemi HIV pada 2030, ditandai dengan tercapainya Three Zero:

- Zero infeksi baru HIV
- Zero kematian terkait AIDS
- Zero stigma-diskriminasi

Kemajuan penanggulangan HIV AIDS di Indonesia.
Dalam kurun 2010 - 2022 penurunan infeksi baru HIV, sebagai dampak akselerasi pengendalian yang berfokus pada intervensi pencegahan dan ekspansi berskala terapi anti retroviral

Tantangan penanggulangan HIV AIDS di Indonesia.
Tantangan yang dihadapi Indonesia cukup besar berdasarkan pengamatan data tahun 2018-2022.

Upaya pencegahan penularan HIV, khususnya pada perempuan, anak dan remaja belum optimal.
Sebagian besar kasus HIV berada di kelompok umur 25-49 tahun.

Indonesia tempuh jalur cepat akhiri Epidemi HIV.
Jalur cepat (fast track) yang Indonesia untuk mengakhiri epidemi HIV adalah dengan mencapai target indikator sebagai berikut:

- 95% (persen) Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-nya.

- 95% (persen) Orang Dengan HIV (ODHIV) diobati.

- 95% (persen) ODHIV yang diobati mengalami suvresi virus.

Capaian target Indonesia.
Berdasarkan data bulan Oktober 2022, capaian target Indonesia yaitu 79 persen ODHIV mengetahui status HIV-nya 41 persen ODHIV diobati, dan 16 persen ODHIV yang diobati mengalami suvresi virus.

Dalam setiap tahunnya ditemukan anak dengan HIV, yang menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak masih memerlukan penguatan.

Demikianlah penjelasan tentang penularan HIV yang harus diwaspadai dan penanggulangan HIV AIDS yang dilakukan pemerintah Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Instagram @kemenkes_ri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x