Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa di bidang pembangunan keluarga, kita harus bisa mewujudkan keluarga berkualitas dengan indikator indeks pembangunan keluarga atau ibangga yaitu keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia.
"Kualitas keluarga adalah pondasi kualitas suatu bangsa. Bapak Presiden memberikan arahan dalam rakernas BKKBN agar pembangunan dimulai dari keluarga," ucapnya.
Baca Juga: Harganas 2023: Provinsi Banten Raih 6 Penghargaan Program Bangga Kencana BKKBN
Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi bukan lagi mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, namun di era transformasi digital ini bagaimana keluarga bisa menjalankan 8 fungsi keluarganya dan mampu tetap menjaga kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa yang tetap bisa diajarkan oleh para orangtua kepada anak-anaknya melalui keluarga.
Kemudian yang ketiga, tren usia nikah. Usia nikah juga menjadi tantangan penting.
"Arahan Bapak Wapres kalau sudah siap nikah jangan ditunda-tunda itu adalah hal yang penting karena kalau terlalu tua juga menumbuhkan resiko lahirnya anak-anak stunting. Jadi, usia ideal untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35 tahun," ujar Hasto Wardoyo.
Tantangan yang keempat adalah adanya perceraian dan broken home serta remaja dengan gangguan mental emosional yang relatif meningkat.
Hasto Wardoyo mengatakan, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan untuk bonus demografi yang harus ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan.
"Celah bonus demografi, window oportunity, secara teoritis akan menutup di tahun 2035. Kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan salah satu faktor penentunya adalah penurunan stunting," ucapnya.