Network
PANDEGLANG, (KB).- DPC Demokrat Kabupaten Pandeglang hingga saat ini belum memutuskan calon bupati yang akan diusung pada Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020. Alasannya, dari enam kendidat yang daftar ke Demokrat Pandeglang semuanya dianggap tidak ada yang gereget untuk menaikan popularitas maupun elektabilitas.
"Ya, pada Pilkada tahun lalu Demokrat memang bukan pengusung bupati yang menjabat sekarang. Karenanya, kami pengurus DPC tidak punya beban kepada para calon bupati mana pun, namun kami tetap akan patsun partai mengikuti keputusan DPP Demokrat," kata Ketua DPC Demokrat Pandeglang Yoyon Sujana dalam keterangan Persnya di Saung Jawi, Ciekek,Pandeglang, Rabu (3/6/2020).
Dalam keterangan Pers itu hadir Wakil Ketua DPC Demokrat Sadikin dan Bendahara DPC Demokrat Ajum Jumadi.
Menurut Yoyon, sampai sekarang Demokrat belum memberikan surat tugas kepada kandidat mana pun. Sebab kandidat yang daftar ke Demokrat semangatnya masih landai. Jadi, Demokrat belum bisa memutuskan. Namun Dari enam kandidat yang daftar hanya dua orang yang membayar biaya survei masing-masing Rp 30 juta. Kedua kandidat itu adalah Aap Aptadi dan Irna Narulita.
"Jadi soal surat tugas untuk kandidat, sepenuhnya dari DPP Demokrat atas usulan DPC dan DPD," ujarnya.
Menangapi soal pernyataan DPD bahwa Demokrat akan melawan calon petahana, kata Yoyon, seluruh pengurus dan anggota DPC akan fatsun partai. Oleh karena itu, DPC tidak punya beban kepada calon manapun.
"Tetapi perlu dingat Demokrat sudah siap tempur menghadapi Pikada, karena saya terus besarkan partai melalui baksos di 28 kecamatan," ujarnya.
Dibagian lain Yoyon menilai bahwa pembangunan di Pandeglang selama kepemimpinan Irna-Tanto belum selesai.
"Jadi saya pun belum bisa memberikan nilai kepada para kandidat, termasuk kandidat Irna dari petahana," ujarnya.
Meski demikian, Yoyon mengakui ada satu kandidat yang memasang spanduk, baliho berlamang Demokrat yakni Aap Aptadi.
