Uniknya Kesenian Patingtung Asal Banten, Pantas Saja Bikin Merinding! Padukan Unsur Agama dan Kekuatan Magis

13 September 2021, 14:32 WIB
Kesenian Patingtung Asal Banten, padukan unsur agama dan kekuatan magis yang setiap pertunjukannya memicu ketegangan para penonton. /Tangkapan layar/warisanbudaya.kemdikbud.go.id

KABAR BANTEN - Kesenian Patingtung merupakan Kesenian asal Banten yang memadukan unsur agama dan kekuatan magis.

Kesenian Patingtung ini, pertunjukannya menampilkan gerakan pencak silat yang dipadukan dengan atraksi atau tarian seperti debus dan tari piring.

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, Kesenian Patingtung ini didominasi oleh gerakan pecak silat.

Sehingga, tarian-tarian dalam Kesenian Patingtung ini hanya sebagai selingan saja.

Baca Juga: Abah Jamhari Pencipta Golok Pusaka Cilegon, Terkenal Akan Kesaktiannya, Miliki Ilmu Silat Beruu Sakti

Adapun jurus silat yang digunakan dalam Kesenian Patingtung ini, pada dasarnya merupakan jurus-jurus umum yang biasa digunakan.

Namun, karena memadukan unsur agama dan magis, gerakan-gerakan Patingtung ini menggambarkan ketangkasan.

Ketangkasan yang digambarkan dalam Kesenian Patingtung ini dapat dilihat dari berbagai gerakannya yang atraktif.

Yang mana, dalam Kesenian Patingtung ini, menyisipkan pertunjukan debus seperti melakukan gerakan menikam dada penari sendiri.

Atau gerakan-gerakan lain yang memanfaatkan piring dan beling hingga belati dalam pertunjukannya.

Seni Patingtung ini, dipertunjukkan dalam 3 tahapan.

Tahapan-tahapan tersebut yakni sebelum pertunjukan, saat pertunjukan, dan setelah pertunjukkan.

Sebagaimana disebutkan diatas, Kesenian Patingtung ini melibatkan unsur agama dan magis.

Untuk itu, dalam memulai pertunjukan Kesenian Patingtung, biasanya diawali dengan doa dan shalawat yang dilafalkan oleh para pendukung.

Selanjutnya, ditampilkankan tari-tarian pria, karawitan dan ketangkasan para penari.

Adapun tahapannya, secara garis besar pada awal pertunjukan ditampilkan tarian pembuka yang dilakukan oleh seorang penari.

Tarian pembuka ini nantinya diiringi dengan musik gambrung dan sederetan lagu instrumental lainnya seperti 'Yem', 'Numpak Sado', dan 'Uti-uti Uri'.

Setelah tarian tunggal yang dilakukan oleh seorang penari ini, kemudian dilanjutkan dengan tarian sambutan yang dimainkan oleh dua orang penari.

Baca Juga: Perkembangan Seni Patingtung, Bermula Iringi Sabung Ayam Sultan, Kode Warga Berkumpul

Pada tarian ini, dua orang penari tersebut menunjukan tarian bela diri dengan gerakan-gerakan ketangkasan masing-masing penari yang berkelahi tanpa menggunakan senjata.

Setelah tarian sambutan, pertunjukan selanjutnya adalah menampilkan tarian rampak yang dimainkan oleh tiga orang penari laki-laki.

Tarian rampak ini diiringi tetabuhan pencak silat sehingga gerakan-gerakan penari tampak sangat hidup.

Selanjutnya, ditampilkan tarian pasangan dengan pertunjukan berupa gerakan perkelahian menggunakan alat atau senjata.

Senjata yang digunakan dalam tarian ini adalah trisula dan tongkat bambu yang dinamakan toya.

Yang ditampilkan dalam perkelahian ini adalah ketangkasan dalam menyerang dan menangkis serangan lawan.

Pada tarian ini, biasanya suasana akan semakin hidup dan tegang.

Selanjutnya, diakhir pertunjukan, diisi dengan tarian tunggal.

Tarian tunggal ini lah yang menjadi klimaks dalam sebuah pertunjukan kesenian Patingtung.
Diakhir ini, ketangkasan yang ditampilkan pun lebih menegangkan.

Hal tersebut dikarenakan adanya atraksi kekebalan tubuh yang biasanya akan ada gerakan sayatan dan bacokan golok sendiri.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Memperbesar Kemaluan Menurut Pandangan Islam? Simak Penjelasan Buya Yahya

Biasanya, Kesenian debus ini ditampikak di akhir pertunjukan Kesenian Patingtung ini.

Nantinya, akan menunjukan atraksi mengupas kelapa dengan gigi, menggesek-gesek golok ke leher dan anggota tubuh lainnya.

Selain itu juga ada pertunukan berguling-guling di atas landasan penuh paku, memakan bohlam, memasukkan bara api ke dalam mulut, menggoreng kerupuk di atas kepala dan mengeluarkan kelelawar dari mulut.

Demikian penjelasan Kesenian Patingtung yang memadukan unsur agama dan magis yang setiap gerakannya mampu memicu ketegangan, apalagi pada akhir pertunjukan.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler