Masjid Kenari, Masjid Tertua ke-3 di Banten, Dibangun Sultan Abul Mafakhir Sebagai Tempat Peristirahatan

30 September 2021, 18:34 WIB
Masjid Kenari sebagai masjid tertua ketiga di Banten dan dibangun oleh Raja Keempat Banten Sultan Abul Mafakhir. /Kabar Banten/Frely Rahmawati

KABAR BANTEN - Masjid Kenari merupakan masjid tertua ke-3 di Banten yang letaknya sekira 6 km dari Kota Serang.

Sesuai dengan namanya yakni Kenari, Masjid Kenari berada di RT 14 RW 05 Kampung Kenari, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Selain sering disebut sebagai Masjid Kenari, masjid tertua ke-3 di Banten ini juga sering disebut oleh penduduk sekitar sebagai masjid Agung Kesultanan Kenari.

Berdasarkan pemaparan Ustadz Effendy Chaniago kepada kabarbanten.pikiran-rakyat.com pada 2 Juli 2021, Masjid Kenari dibangun oleh Sultan Abul Mafakhir yang merupakan Raja ke-4 Kesultanan Banten.

"Masjid Kenari ini satu-satunya masjid yang dibangun oleh Sultan Kenari yakni Sultan Abul Mafakhir," ujar Ustaz Effendy Chaniago.

Baca Juga: Mengenal Masjid Tua Baitul Arsy, Terletak di Kaki Gunung Karang, Tempat Menyusun Strategi Melawan Belanda

Sultan Abul Mafakhir ini merupakan penguasa pertama yang mendapat gelar 'Sultan' dari Mekah.

Sultan Abul Mafakhir ini merupakan Sultan yang paling lama berkuasa yakni selama 51 tahun sejak tahun 1596-1647.

Dibangunnya Masjid Kenari oleh Sultan Abul Mafakhir ini, disebutkan untuk tempat peristirahatan para Sultan.

"Jadi, di Surosowan, di istana, di stasiun ini sudah mulai ramai untuk itu kalau bahasa sekarang nya sudah selesai ngantor ya, tempat istirahatnya para Sultan ini di masjid kenari," ujar Ustaz Effendy Chaniago.

Baca Juga: Masjid Agung Banten, Dibangun Masa Sultan Maulana Hasanuddin, Dirancang 3 Arsitek Handal

Selain fungsinya untuk tempat peristirahatan, Masjid Kenari juga sering dijadikan sebagai tempat untuk pengajian.

Adapun untuk detail bangunan Masjid Kenari ini, tak jauh dari masjid ada kolam yang biasa digunakan sebagai tempat mandi, bahkan sering dijadikan untuk tempat pengobatan warga desa untuk mendapatkan karomahnya.

Sementara untuk luas bangunannya sendiri, berdasarkan pemaparan Ustaz Effendy Chaniago sekira 300 meter. Sementara untuk luas bangunan aslinya sekira 225 meter.

Masjid Kenari termasuk bangunan yang cukup kokoh dengan gapura yang disusun dari tumpukan bata-bata sebagai ciri khasnya.

Baca Juga: Mengenal Masjid Kasunyatan Banten, Terdapat Kolam Keramat hingga Pedang Kembar

Selain itu, pusaka-pusaka peninggalan sejarah yang hingga kini masih ada dan tersimpan di Masjid Kenari adalah adalah bedug, pedang, termasuk mimbar.

Layaknya masjid di Banten pada umumnya, Masjid Kenari dikelingi makom-makom Sultan, prajurit dan juga keluarga Sultan.

"Jadi ini, makom-makomnya di dalem ya ada Sultan, anak-anak keluarga Sultan Abul Mafakhir, termasuk prajurit dan sekarang juga ada warga," ujar Ustaz Effendy Chaniago.

"Di dalam ini ada makom putranya yakni Sultan Abul Maali Ahmad, Sultan Banten yang ke-5, ada juga ibunya Sultan Abul Mafakhir yakni Nyimas Ratu Ayu Wanagiri, dan banyak lagi yang lainnya," lanjut Ustaz Effendy Chaniago.

Baca Juga: Masjid Terate Udik Cilegon, Saksi Sejarah Mengadili Melalui Sumpah

Untuk menandai mana makom para Sultan dan prajurit serta makam warga, kata Ustaz Effendy Chaniago, dapat dilihat dari struktur batu nisannya.

"Kalau batu nisan jaman dahulu, ukurannya lebih panjang, sementara batu nisan yang sekarang, ukurannya lebih rendah," ujarnya.

Demikian penjelasan mengenai Masjid Kenari yang dibangun oleh Sultan Abul Mafakhir sebagai Sultan Keempat Banten dan paling lama memimpin.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler