KABAR BANTEN - Angklung Buhun merupakan alat musik tradisional sekaligus kesenian masyarakat adat Suku Baduy yang mendiami sebagian wilayah Lebak, di Selatan Banten.
Angklung Buhun dipercaya sudah ada sejak terbentuknya masyarakat Baduy yakni, sekitar abad ke 16.
Sehingga bagi mereka kesenian ini memiliki makna yang sangat penting dan menjadi salah satu pusaka dalam mempertahankan eksistensi masyarakat Baduy.
Baca Juga: 5 Penyebab Sakit Kepala yang Sering Terjadi Namun Jarang Disadari
Berdasarkan fungsinya, kesenian Angklung Buhun merupakan sarana ritual. Oleh karenanya, pementasan Angklung Buhun hanya dilakukan pada acara-acara sakral saja.
Dinamakan Buhun karena alat musik ini usianya sangat tua. Dari segi bentuk, angklung buhun memiliki perbedaan mencolok dari angklung pada umumnya.
Angklung Buhun terdiri dari lima buah angklung yang ukurannya lebih panjang dari angklung pada umumnya.
Baca Juga: Tes Psikologi: 4 Pertanyaan Sederhana Ini Bisa Ketahui Tipe Kamen Rider yang Cocok Untukmu
Suaranya pun lebih keras, dan terkesan kasar karena lubang resonansi yang relatif lebih besar dari Angklung Padaeng / Ujo.
Perbedaan lainnya terletak pada pernak-pernik yang terdapat di sisi atas bingkai angklung ini.
Angklung buhun biasanya dilengkapi dengan batang padi yang diikat rumbai-rumbai dari daun Aren muda.
Dilansir Kabar-Banten.com dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id Angklung Buhun biasa digunakan dalam acara-acara tertentu seperti ritual adat menanam padi hingga panen seperti Ngaseuk atau Seren Taun.
Upacara adat Seren Taun merupakan salah satu ritual adat dalam masyarakat Sunda Banten yang kental dengan nuansa magis dan sakral.
Nuansa sakral ini terbentuk oleh tahapan ritual yang khidmat dalam iringan suara instrumen musik Angklung Buhun dan instrumen musik pendukung lain yang mengiringinya.
Baca Juga: Lirik Lagu Malu Malu - V1RST, Adu Du Duh Berhenti Jantungku, yang Viral di Media Sosial
Saat menyajikan Angklung Buhun, biasanya terdapat 9 buah angklung dan 3 buah bedug kecil memanjang yang dimainkan.
Angklung tersebut adalah angklung indung, ringkung, gimping, dondong, engklok, indung leutik, trolok, reol 1, dan reol 2.
Sedangkan untuk bedug terdiri dari bedug, telingtung, dan ketug. Jenis-jenis instrumen tersebut tentu memiliki fungsi dan makna simbol tertentu di dalamnya.
Angkung Buhun hanya boleh dimainkan oleh kaum laki-laki urang Kanekes yang merupakan para seniman terpilih. Untuk jumlahnya disesuaikan dengan jumlah alat musik Angklung Buhun itu sendiri.***