Mengenal Masjid Agung Banten, Peninggalan Kesultanan Banten yang Hingga Kini Masih Ramai Dikunjungi Wisatawan

12 Januari 2023, 06:38 WIB
Kawasan Masjid Agung Banten Lama, peninggalan Kesultanan Banten yang ramai dikunjungi wisatawan /Kabar Banten/Hashemi Rafsanjani/

KABAR BANTEN - Masjid Agung Banten merupakan peninggalan Kesultanan Banten yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Masjid Agung Banten berlokasi di Desa Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten.

Masjid Agung Banten ini mulai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, sekira abad ke-16 atau 1552-1570 Masehi.

Sultan Maulana Hasanuddin sendiri merupakan raja pertama Kesultanan Banten yang juga putra dari Sunan Gunung Jati.

Dilansir Kabar Banten dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Masjid ini merupakan karya dari seorang arsitek Cina yang bernama Tjek Ban Tjut.

Baca Juga: Asal Usul Masjid Agung Banten dan Keunikannya yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Masjid Agung Banten menjadi salah satu bukti kejayaan Kota Pelabuhan Banten yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Sepeninggal Sultan Maulana Hasanuddin, pembangunan masjid ini dilanjutkan oleh putranya Sultan Maulana Yusuf.

Komplek bangunan Masjid Agung Banten terdiri dari bangunan utama masjid, serambi, tiyamah, menara, serta tempat pemakaman di halaman sisi utara.

Sisi menarik dari Masjid Agung Banten adalah bentuk bentuk atap bangunan utama yang bertumpuk lima.

Atap masjid ini mirip dengan Pagoda Cina, yang ternyata merupakan karya arsitek yang sama.

Di masjid ini terdapat komplek pemakaman dari sultan-sultan yang pernah memimpin Kesultanan Banten.

Baca Juga: Tampilkan Menara Masjid Agung Banten, Kafilah Banten Raih Juara III Pawai Ta'aruf MTQ Nasional 2022

Seperti Sultan Maulana Hasanuddin dan Istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohar.

Sementara makan Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, dan Sultan lainnya di makamkan di serambi utara.

Selain memiliki keunikan pada atapnya, masjid tertua di Banten ini memiliki keunikan lain yaitu bentuk menara yang menyerupai mercusuar.

Menara masjid ini dibangun pada abad ke-16 atau sekira tahun 1560 Masehi.

Tujuan awal dari pendirian menara ini yaitu sebagai tempat mengumandangkan adzan sekaligus sebagai tempat untuk memantau Teluk Banten.

Bangunan menara awalnya di bangun oleh arsitek Cina Tjek Ban Tjut dan direnovasi pada tahun 1683 oleh Henrik Lucasz Cardeel dari Belanda.

Dari situlah awal mula masuknya pengaruh budaya Eropa yang sebelumnya banyak dipengaruhi Agama Budha, dengan penempatan padma (bunga teratai) di puncak menara.

Menara setinggi 24 meter ini berada di sebelah timur masjid.

Menara tersebut terbuat dari dari batu bata dengan diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter.

Untuk mencapai ujung menara, pengunjung harus melewati lorong melingkar dengan 83 buah anak tangga.

Dari atas menara inilah pengunjung dapat menyaksikan pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai yang hanya berjarak 1,5 km.

Di bagian atas pintu terdapat ornamen seperti peluru yang menurut para ahli menganalogikannya dengan pintu masuk candi Hindu-Budha.

Baca Juga: 8 Masjid yang Wajib Dikunjungi saat ke Provinsi Banten, Salah Satunya Masjid Agung Banten

Di Puncak menara terdapat memolo atau mustaka yang terbuat dari tanah liat bakar dan menyerupai bunga yang sedang mekar.

Perpaduan Jawa, Cina, dan Eropa terlihat menyatu dengan sempurna pada arsitektur Masjid Agung Banten.

Kini Masjid Agung Banten telah mengalami renovasi dengan pelataran masjid menyerupai masjid di Madinah yang menambah daya tarik masjid ini.

Hingga kini, masih banyak pengunjung yang datang untuk berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin beserta keluarganya.

Jadi, Masjid Agung Banten tidak hanya dikunjungi untuk beribadah shalat saja, melainkan menjadi tempat wisata religi dan juga wisata sejarah.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler