Mengenal Keraton Kaibon Banten, Dibangun Untuk Ratu Aisyah, yang Gerbangnya Dijadikan Logo Kota Serang

- 9 Agustus 2021, 13:00 WIB
Gerbang pintu masuk Keraton Kaibon, tempat tinggal Ibunda Sultan Banten Ke-21 Sultan Muhammad Syafiuddin terletak di wilayah Kota Serang.
Gerbang pintu masuk Keraton Kaibon, tempat tinggal Ibunda Sultan Banten Ke-21 Sultan Muhammad Syafiuddin terletak di wilayah Kota Serang. /cagarbudaya.kemdikbud.go.id/

Baca Juga: Mengenal Mahkota Sultan Banten, Pusaka Bertatahkan Batu Mulia, Bermotif Floral Penanda Perkembangan Islam

Sementara, berhubung putranya masih sangat kecil, oleh karenanya sebagaimana informasi dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, pemerintahan sementara waktu dipegang oleh sang ibunda.

Dalam BPCB Banten, Sultan Muhammad Syafiuddin yang disebutkan sebagai Sultan Ke-21 ini di berkuasa sejak 1809-1813.

Berbeda dengan Keraton Surosowan yang dijadikan sebagian pusat pemerintahan, Keraton Kaibon ini dibangun sebagai hunian atau tempat tinggal sang Ibunda.

Keraton Kaibon ini masih digunakan hingga masa pemerintahan Bupati Banten pertama yang mendapat dukungan dari Belanda yakni Aria Adi Santika sebagai pengganti Kesultanan Banten yang dihapuskan oleh Belanda pada 1816.

Baca Juga: Mengenal Lada Banten, Alat Diplomasi Para Sultan, Disebut Tome Pires Lebih Istimewa Dibanding Cochin India

Selanjutnya, pada 1832, Keraton Banten yang juga disebut sebagai Benteng Surosowan pun dihancurkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Dalam laman p2k.itbu.ac.id, awal mula dihancurkan Keraton Kaibon karena sebelumnya Sultan Muhammad Syafiuddin menolak proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, serta pelabuhan armada Belanda di teluk lada.

Bukan hanya menolak, bahkan Sultan Muhammad Syafiuddin memancung kepala Puy yang merupakan utusan Gubernur Jenderal Daen Dels yang membuat pimpinan Belanda tersebut marah besar hingga akhirnya menghancurkan Keraton Kaibon.

Berbeda dengan Keraton Surosowan yang hanya tersisa puing-puing reruntuhan bangunan, Keraton Kaibon ini masih menyisakkan beberapa ruang bangunan yang masih bisa dilihat dan masih bisa dinikmati oleh warga Banten dan para pengunjung sebagai situs sejarah.

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: BPCB Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah