Mengenal Tradisi Menyirih, Menyimpan Kisah Dibalik Daun Sirih dan Rajutan Cinta Perempuan Asia

- 9 Agustus 2021, 14:00 WIB
Dua wanita yang sedang Menyirih di Batavia tempo dulu.
Dua wanita yang sedang Menyirih di Batavia tempo dulu. /KITLV30485/Woodbury & Page (Java)

KABAR BANTEN - Daun Sirih merupakan tanaman herbal yang tumbuh subur di tanah Indonesia.

Bukan hanya terkenal di Indonesia, daun Sirih ini khasiatnya menjadi buah bibir berbagai negara di Asia, termasuk juga di India.

Bahkan, dalam buku Oud Batavia 1922, daun Sirih ini menjadi tanaman herbal yang membangun kebiasaan dan tradisi para perempuan Asia.

Baca Juga: 10 Manfaat Daun Sirih, Biasa Digunakan untuk Obat Mimisan hingga Miliki Nilai Kultur yang Tinggi

Di Indonesia sendiri, pada beberapa daerah yang miliki potensi tanaman Sirih melimpah, perempuan-perempuan indonesia banyak yang memanfaatkan tanaman sirih.

Sampai saat ini, dibeberapa wilayah Indonesia Timur, anda masih bisa melihat banyaknya perempuan yang Menyirih dengan menggunakan daun sirih tentunya.

Menyirih atau dikenal juga dengan istilah nyepah (bahasa Sunda) merupakan tradisi mengunyah daun sirih dicampur dengan rempah lainnya seperti kapur sirih, pinang, dan rempah lainnya sesuai dengan tradisi yang berkembang di masing-masing daerah.

Sejak dahulu, seseorang yang biasa melakukan tradisi menyirih adalah perempuan, tetapi tak jarang juga laki-laki turut Menyirih.

Baca Juga: Mengenal Keraton Kaibon Banten, Dibangun Untuk Ratu Aisyah, yang Gerbangnya Dijadikan Logo Kota Serang

Namun, lazimnya tradisi Menyirih ini biasa dilakukan oleh masyarakat yang sudah usia tua.

Dalam informasi yang berkembang di masyarakat, Menyirih ini disebut mampu menguatkan gigi.

Bahkan banyak yang menyebut, orang dahulu memiliki gigi yang kuat, dikarenakan masih memegang teguh tradisi Menyirih.

Berbicara mengenai jejak sejarah Menyirih, dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman indonesia.go.id, tradisi Menyirih ini bahkan sudah ada sejak 3000 tahun lalu dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Asia Tenggara.

Ada pendapat yang beranggapan jika tradisi menyirih sendiri, berasal dari negara India.

Baca Juga: Sejarah Keraton Surosowan Banten, Berdiri Sejak Abad 17, Dibangun di Era Sultan Maulana Hasanudin

Namun jika dilihat dari bahan-bahan Menyirih yakni tanaman pinang dan sirih yang diduga kuat merupakan tanaman asli Indonesia, maka kemungkinan tradisi Menyirih ini juga berasal dari Kepulauan Nusantara.

Ditambah, dibeberapa daerah di Indonesia, tradisi Menyirih ini bukan hanya sebagai kegiatan mengunyah sirih dan rempah lainnya, melainkan tradisi Menyirih juga banyak dilakukan hampir di semua ritual.

Menurut catatan Anthony Reid (2018), ritual-ritual yang menggunakan tradisi Menyirih diantaranya seperti ritual saat kelahiran, inisiasi kedewasaan, perkawinan, hingga kematian.

pada masa periode Dinasti Tang 7-10 M banyak referensi dari China yang menulis penggunaan dan ekspor pinang dari daerah yang diduga ialah Indonesia.

Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Lebih lanjut, ChanJu-kua mencatat, pada abad ke-12, sirih sering dipakai dalam ritual pernikahan dan seremoni istana.

Begitu melekatnya tradisi Menyirih di Indonesia, bahkan dahulu Menyirih merupakan sebuah keharusan dalam sosial masyarakat.

Saat anda sedang Menyirih atau orang lain sedang Menyirih, jika tidak menawarkan dan menerima tawaran, maka hal tersebut akan dianggap sebagai sebuah penghinaan.

Lalu, apa hubungannya antara daun sirih dan rajutan cinta perempuan Asia?

Sebagaimana disebutkan diatas, tradisi Menyirih ini biasa dilakukan oleh para kaum perempuan.

Baca Juga: Mengenal Mahkota Sultan Banten, Pusaka Bertatahkan Batu Mulia, Bermotif Floral Penanda Perkembangan Islam

Apalagi saat akan pergi bercinta, berhubung dahulu belum ada pasti gigi seperti sekarang, perempuan Asia akan mengunyah sirih dahulu agar saat berbicara tidak bau mulut.

Dalam infografis yang dibagikan @jalurrempahri, hal tersebut dicatatakan dalam buku Oud Batavia tahun 1992 karya F. D Haan, disebutkan bahwa perempuan Asia tidak akan bercinta tanpa mengharumkan napas mereka terlebih dahulu.

Cara yang dilakukan untuk mengharumkan napas tersebut adalah dengan Menyirih.

Kebiasaan tersebut pun, turut diikuti oleh perempuan-perempuan Portugis dan Belanda.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah