Rampak Bedug, Kesenian Bermusik Khas dari Provinsi Banten

- 18 Februari 2022, 07:40 WIB
Aksi Rampak Bedug.
Aksi Rampak Bedug. /Tangkapan layar/Instagram/@baleseni_ciwasiat//

KABAR BANTEN - Indonesia ialah negara yang mempunyai beragam kesenian yang khas di masing-masing daerah.

Salah satu keseniannya yakni, Rampak Bedug yang berasal dari provinsi paling barat Pulau Jawa, tidak lain dan tidak bukan ialah Banten.

Warisan dari leluhur ini memiliki corak budaya yang begitu kuat, keunikan Rampak Bedug terletak pada nuansa islami di setiap pertunjukan yang digelar.

Baca Juga: Senjata Tradisional Asli Indonesia yang Jadi Warisan Budaya Bangsa

Penamaan Rampak Bedug memiliki arti, kata “Rampak” berarti “Serempak”. Jadi disimpulkan “Rampak Bedug” adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa “banyak” bedug dan ditabuh secara “serempak” sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.

Dikutip Kabar-Banten.com melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rampak Bedug dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni bedug atau ngadulag.

Mulanya kesenian Rampak Bedug ini muncul pada tahun 1950-an di sekitar Pandeglang.

Awalnya Rampak Bedug hanya di Kecamatan Pandeglang. Kemudian kesenian ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya seperti Kabupaten Serang hingga penjuru Banten saat ini.

Rampak Bedug biasa dimainkan untuk menyambut bulan Ramadhan. Rampak Bedug dapat disaksikan di lingkungan masjid-masjid pada hari terakhir bulan Sya’ban menjelang pelaksanaan shalat tarawih.

Tidak hanya itu, tradisi Rampak Bedug juga digelar pada hari terakhir bulan Ramadan, atau pada saat malam takbiran.

Rampak Bedug juga tidak hanya dimainkan saat Ramadhan saja, tetapi biasa dimainkan juga secara profesional pada acara-acara hajatan (khitanan, pernikahan) dan hari-hari peringatan kedaerahan hingga nasional.

Di masa lalu pemain Rampak Bedug semuanya terdiri dari laki-laki. Tapi sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Pelakon kesenian Rampak Bedug terdiri dari 10 orang di antaranya 5 laki-laki dan 5 perempuan, mereka menabuh bedug secara bergantian.

Busana yang dipakai para pemain Rampak Bedug yaitu pakaian Muslim dan Muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan.

Baca Juga: Situs Patapaan Sultan Hasanuddin, Situs Purbakala di Kabupaten Serang

Pemain laki-laki biasanya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warna-warninya menggambarkan kemoderenan: hijau, ungu, merah, dan lain-lain (bukan hitam atau putih saja).

Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatif religius dengan menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning dan di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat.

Saat ini kesenian Rampak Bedug sudah mengalamai perkembangan baik dari segi kostum hingga jumlah pemainnya menyesuaikan dengan perkembangan zaman.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Kebudayaan.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x