Ketika menengok ke dalam, terlihat bahwa altar utama klenteng digunakan untuk bersembahyang bagi Kongco Tjo Soe Kong, seorang tabib dari jaman Dinasti Song yang sering menolong orang sakit tanpa meminta imbalan. Ia digambarkan dalam posisi duduk di atas singgasana, mengenakan jubah berwarna merah dengan sulaman benang emas.
Di are belakang didirikan semacam bangunan untuk menginap yang juga terbuka untuk umum terutama pengunjung dari luar kota.
Ada juga terdapat sumur tertua di kawasan klenteng Tjo Soe Kong yang diberi nama Ching Lung Sen atau disebut juga Dewa Naga Air.
Ching Lung Sen ini memiliki cerita tersendiri, konon tidak pernah mengalami kekeringan dan jika di musim kemarau dipakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengambil air dari sumur ini. Bisa dibilang sebagai sumur keramat yang menjadi salah satu altar sesembahan.
Sementara itu di depan Klenteng Tjo Soe Kong terdapat Saung di atas Danau, yang bisa digunakan tempat bersantai setelah wisata religi di Klenteng Tjo Soe Kong ini.
Klenteng Tjo Soe Kong Tanjung Kait Kabupaten Tangerang ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya juga sebagai tempat wisata religi umat Buddha yang ingin bersembahyang pada hari raya, hari raya besar dan puncak ulang tahun.
Itulah sejarah tentang Klenteng Tjo Soe Kong Tanjung Kait Kabupaten Tangerang, yang merupakan bangunan salah satu cagar budaya.***