Penamaan Pulau Tunda, Berawal dari Kisah Perjalanan Laut Sunan Gunung Jati yang Dihadang Badai

- 21 Januari 2023, 09:50 WIB
Nama Pulau Tunda Serang Banten, konon berasal dari kisah perjalanan rombongan Sultan Maulana Hasanuddin dan ayahnya Sunan Gunung Jati.
Nama Pulau Tunda Serang Banten, konon berasal dari kisah perjalanan rombongan Sultan Maulana Hasanuddin dan ayahnya Sunan Gunung Jati. /foto tangkap layar YouTube Jejak Sedulur Tv/

KABAR BANTEN - Awal mula penamaan Pulau Tunda di Kabupaten Serang Banten, ternyata berawal dari kisah perjalanan laut rombongan Syekh Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Menurut sejarah dan cerita rakyat, pemberian nama Pulau Tunda itu ada kaitannya dengan peristiwa badai saat rombongan Sunan Gunung Jati berlayar menuju Cirebon.

Pulau Tunda sebelumnya adalah pulau tempat singgah Sunan Gunung Jati, saat badai melanda.

Baca Juga: Keindahan Pulau Tunda Jadi Daya Tarik Wisatawan, Pulau Kecil dengan Perairan Dangkal di Utara Banten

Dilansir Kabar Banten dari YouTube Jejak Sedulur Tv, Pulau Tunda berada di Teluk Banten dan masuk wilayah administrasi Kabupaten Serang, tepatnya di Kampung Pulau Tunda, Desa Warga Sara, Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, Banten.

Pulau Tunda merupakan pulau kecil yang berada di bagian utara Teluk Banten, dan hanya memiliki luas daratan sekitar 300 hektare, dan diperkirakan saat ini memiliki penduduk sekitar kurang lebih 3.500 orang.

Dikisahkan saat itu Syekh Syarif Hidayatullah, mengunjungi putranya, Sultan Maulana Hasanuddin, di Kesultanan Banten.

Kemudian Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon, dengan menggunakan transportasi laut.

Sultan Maulana Hasanuddin sempat melarang ayahnya menggunakan jalur laut dan menyarankan agar lewat darat karena memiliki firasat yang buruk akan cuaca di lautan.

Akan tetapi sang ayah bersikeras tetap dengan rencana semula, yaitu dengan perjalanan laut. Sehingga Sultan Maulana Hasanuddin hanya bisa mengiyakan keinginan ayahnya.

Kemudian rombongan Sultan Maulana Hasanuddin mengantar rombongan ayahnya dari Tanjung Watu Abang, menuju Cirebon.

Hanya saja rombongan Sultan Maulana Hasanuddin tidak ikut sampai Cirebon, melainkan mengantar hingga pelabuhan.

Sultan Maulana Hasanuddin tetap menunggu di pantai karena kekhawatirannya akan cuaca yang buruk.

Beberapa saat kemudian, apa yang menjadi kekhawatiran Sultan Maulana Hasanuddin menjadi kenyataan.

Setelah keberangkatan ayahnya, terdengar suara gemuruh dari arah timur, di mana arah tersebut adalah arah rombongan kapal Syekh Syarif Hidayatullah menuju Cirebon.

Sunan Gunung Jati dalam perjalanan mulai menyadari akan cuaca lautan yang ganas dengan badai dan gulungan ombaknya bisa mengancam keselamatan.

Perasaan ragu mulai menghinggapi, hingga kemudian ia memutuskan untuk menunda perjalanannya dan singgah di pulau yang terdekat, hingga cuaca buruk mereda.

Pulau yang disinggahi Syekh Syarif Hidayatullah tersebut saat ini bernama Pulau Tunda.

Setelah kondisi badai dan ombak ganas mulai mereda, rombongan Syekh Syarif Hidayatullah memutuskan kembali ke tempat asal. Dan Sultan Maulana Hasanuddin masih setia menunggu sang ayah karena rasa khawatirnya.

Setelah berhasil kembali ke Banten, Syekh Syarif Hidayatullah menceritakan tentang kejadian yang menimpa rombongannya saat berada di lautan menuju Cirebon.

Baca Juga: Diving, Snorkeling dan Mancing Plus Wisata Bahari, Semua Ada di Pulau Tunda Kabupaten Serang Banten

Hingga akhirnya percaya akan ucapan dan perkiraan Sultan Maulana Hasanuddin soal badai dan cuaca buruk di lautan menjadi kenyataan, akhirnya Sang ayah Syekh Syarif Hidayatuloh memberi gelar kepada Sultan Banten, yaitu Pangeran Sandang Lautan.

Demkian artikel nama Pulau Tunda Serang Banten, yang konon berasal dari kisah perjalanan rombongan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati menuju Cirebon. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan akan sejarah masa lalu.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: YouTube Jejak Sedulur TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x