Karena itu penjajah Belanda saat itu membangun berbagai sarana-prasarana lain di pulau ini.
Pada tahun 1679, Belanda membangun rumah sakit untuk penderita Lepra dan kusta.
Semula penderita lepra dan kusta tersebut dirawat di Muara Angke Jakarta.
Karena di pulau ini pernah berdiri rumah sakit maka pulau ini terkenal juga dengan nama Pulau Sakit.
Pada tahun 1800 Pulau Bidadari dikuasai oleh Inggris, yang saat itu berhasil menghancurkan sebagian bangunan-bangunan di pulau ini.
Kemudian pada tahun 1803, Belanda berhasil menguasai kembali Pulau Bidadari dan segera merenovasi ulang bangunan-bangunan yang telah hancur.
Namun pada tahun 1806, Inggris kembali menyerang Pulau Bidadari dan berhasil menghancurkan bahkan pulau-pulau lain di gugusan Kepulauan Seribu juga ikut hancur.