Gempa Magnitudo 4,6 Berpusat di Sukabumi, Terasa Hingga Lebak Selatan, BMKG Imbau Warga Tetap Tenang

21 Februari 2021, 23:39 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi /Kabar Banten

KABAR BANTEN - Kejadian gempa bumi magnitudo 4,6 pada hari, Minggu, 21 Februari 2021 pukul 21:56:32 WIB, dirasakan di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga Lebak Selatan.

"Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,6. Episenter terletak pada koordinat 7.64 LS dan 106.56 BT, atau tepatnya berlokasi di Laut pada jarak 72 km Selatan KAB-SUKABUMI-JABAR pada kedalaman 28 kilometer," ujar Kepala BMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho, dalam rilis yang diterima awak media, Minggu, 21 Februari 2021.

Ia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran dalam Lempeng Eurasia.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,6 Terasa Kuat di Lebak Selatan, Warga: Bumi Terasa Bergoyang

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan  di wilayah Cigaru, Pangandaran, Garut Selatan,  Cikajang, Cianjur Selatan, Pangalengan, Kota Sukabumi, Cipamingkis, Jampang, Sagaranten, Cisompet, Sindangbarang, Pamengpeuk, Bungbulang, Ciwidey dengan Skala Intensitas III MMI, Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Sedangkan di Pelabuhan Ratu, Panggarangan, Cisolok, Cikembar, Tegalbuleud, Bayah, Cikotok, Cihara dengan Skala Intensitas II MMI, Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut. Hingga pukul 22:35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," katanya.

Baca Juga: Jalan Soekarno Hatta Rangkasbitung Rusak dan Berlubang, Iti Octavia Jayabaya Protes Kementerian PUPR

Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @bmkgwilayah2 atau @infoBMKG), website (https://balai2.bmkg.go.id/ atau https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id).), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Baca Juga: Waduh!Bencana Bisa Perburuk Pandemi Covid-19, BMKG Keluarkan Panduan Darurat Evakuasi Tsunami

Terpisah, Inisiator Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Abah Lala, menyayangkan adanya jeda waktu antara kejadian gempa dengan informasi disampaikan oleh BMKG.

"Hitungan saya dari kejadian gempa sampai keluarnya info itu sekira 5 - 7 menit. Ini yang dikhawatirkan kalau sampai kejadian megatrust lambatnya info sangat menentukan keselamatan masyarakat,"  katanya.

Ketika terjadi bencana dan informasi bencana baru 5 - 7 menit info baru keluar maka warga memiliki sisa waktu lebih sedikit untuk berlari dari tsunami.

"Jadi, kalau jarak gempa dengan datang tsunami 15 menit. Sedangkan info baru keluar 5 menit, maka waktu yang tersedia hanya 10 menit, sehingga penting bagi kita mengedukasi kepada masyarakat agar tidak panik dan tidak khawatir tapi mengetahui saat harus mengevakusi diri secara mandiri," katanya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler