5 Orang Meninggal Dunia, 1.500 Rumah Rusak, dan Ribuan Warga Terdampak Akibat Banjir di Kota Serang

2 Maret 2022, 11:00 WIB
Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuludin saat membantu evakuasi warga terdampak banjir. /Kabar Banten/Mohammad Hashemi Rafsanjani

KABAR BANTEN - Sebanyak lima orang warga Kota Serang meninggal dunia akibat terbawa arus banjir, dan seorang diantaranya tersengat listrik.

Terdapat 43 titik lokasi banjir dan 1.500 rumah terdampak hingga hanyut akibat arus Kali Cibanten yang deras.

Bahkan sekitar 3.500 warga telah mengungsi dan dievakuasi ke sejumlah posko di beberapa wilayah, akibat banjir yang terjadi pada Selasa 1 Maret 2022.

Baca Juga: 6 Kecamatan dan Belasan Kelurahan di Kota Serang Terendam Banjir, Berikut Daftarnya

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, berdasarkan laporan dan pantauan, ada 43 titik lokasi di Kota Serang yang terendam banjir.

Bahkan 1.500 rumah terdampak, dan sebanyak 3.500 masyarakat mengungsi.

Banjir tersebut juga menelan lima orang korban jiwa akibat hanyut dan tersengat listrik ketika banjir.

"Ada 43 titik di wilayah Kota Serang yang terendam banjir. Diketahui terdapat lima orang warga yang meninggal dunia, dan satu diantaranya meninggal akibat tersengat aliran listrik. Sedangkan satu warga lagi akibat terkena longsor," katanya saat konferensi pers di Kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa 1 Maret 2022.

Dikatakan dia, bencana banjir tahun ini merupakan yang cukup parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan ketinggian air mencapai lima meter lebih di Perumahan Padma Raya, Kelurahan Serang.

"Banjir tahun ini yang paling parah dan menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Serang. Sebab sebelumnya belum pernah terjadi. Biasanya mencapai 50-60 centimeter, sekarang ada yang sampai lima meter," tuturnya.

Syafrudin menjelaskan, banjir diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, dan luapan dari Kali Cibanten yang diakibatkan adanya pendangkalan.

Sehingga air yang berasal dari aliran Kali meluap dan merendam ribuan rumah.

"Curah hujan cukup tinggi dari jam 22.00 sampai 10.00 curah hujan tinggi, jadi. Apalagi ada pendangkalan, dan ujung Kali Cibanten ini di Kota Serang, jadi air dari Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, bermuara di Kota Serang," ucapnya.

Tak hanya itu, dia juga menduga adanya luapan air dari Bendungan Sindangheula, Kabupaten Serang yang tidak bisa menampung debit air karena terlalu tinggi.

"Ada kemungkinan jebol, dan luapannya masuk ke Kota Serang. Sebab belum pernah terjadi seperti ini," katanya.

Dengan kejadian tersebut, Syafrudin menetapkan status Kota Serang menjadi tanggap darurat dimulai tanggal 1 sampai 5 Maret melalui Surat Keputusan Wali Kota (Kepwal) Nomor 366.

Dengan Kepwal tersebut Pemkot Serang harus mengeluarkan dana bantuan tidak terduga (BTT) untuk korban banjir.

"Mulai dari rumah roboh, dan rusak akan mendapatkan bantuan, tapi saat ini kami masih mendata rumah yang rusak baik berat sedang maupun ringan," ujarnya.

Saat ini pihaknya telah membangun sejumlah posko yang terpusat di Gedung Juang Alun-alun Kota Serang.

Kemudian memberikan bantuan ke masing-masing posko, mulai dari sembako, penanganan kesehatan, hingga makanan cepat saji.

Baca Juga: Cerita Korban Banjir di Kota Serang: Suami ke Luar Kota, Tengah Malam Tiba-tiba Air Masuk Rumah

"Untuk malam ini dari seluruh kepala OPD memberikan 3.200 nasi bungkus untuk semua masyarakat yang terdampak," tuturnya.

Sementara untuk bantuan jangka panjang, Pemkot Serang akan berkirim surat kepada Pemprov Banten dan Balai Besar untuk menormalisasi sedimentasi pada Kali Cibanten.

"Ini pertama yang akan kami lakukan, karena ini menentukan banjir di Kota Serang, dan ini belum pernah terjadi di Kota Serang," ucapnya.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler