Ratusan Hektare Sawah di Kota Serang Kekeringan, 18 Hektare Di Antaranya Puso

1 September 2023, 12:00 WIB
Sejumlah petani di Kelurahan Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang saat memanen lahan persawahannya. /Kabar Banten/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Sekitar 115 hektare sawah di Kota Serang terancam gagal panen atau puso, dampak dari fenomena el nino atau kekeringan.

 

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Serang mencatat, ratusan hektare sawah tersebut mayoritas terjadi di wilayah Kecamatan Kasemen, yang merupakan salah satu lumbung pangan Ibu Kota Provinsi Banten.

Kepala Bidang (Kabid) Pertanian DKP3 Kota Serang Andriyani mengatakan, dari 115 hektare lahan persawahan di Kota Serang terdapat beberapa kategori atau tingkat kekeringan.

Baca Juga: Tunggu Data Riil, Lahan Persawahan di Kota Serang Terdampak Puso

Rata-rata sawah tadah hujan, dan yang mengalami puso seluas 18 hektare di wilayah Kasemen.

"Untuk kategori ringan 78 hektare, sedang delapan hektare, dan berat 11 hektare. Bahkan, 18 hektare sawah puso. Berdasarkan laporan, dari data yang dihimpun sebagian besar terjadi pada sawah tadah hujan," katanya, Kamis 31/8/2023.

Data tersebut, dikatakan dia, berdasarkan hasil laporan dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) selama musim kemarau, yang terjadi sepanjang tahun ini.

"Untuk pemetaan wilayah yang masuk kekeringan total itu se Kota Serang, dan data yang sudah masuk ke kami ada sekirar 115 hektare. Untuk yang puso kebanyakan di Kasemen," ujarnya.

Dengan kondisi kemarau saat ini, menurut dia, tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan laporan sawah kekeringan.

Sebab, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena el nino akan berlangsung hingga bulan Oktober 2023.

"Makany, kami terus melakukan pendataan lebih intensif. Kami juga meminta koordinasi cepat dengan penyuluh apabila ada di lapangan ditemukan mulai. Intinya, kami kawal terus," tuturnya.

Salah satunya, dengan melakukan pendataan dan verifikasi terhadap lahan sawah yang mengalami kekeringan agar segera dilakukan penanganan.

DKP3 Kota Serang juga telah menyiapkan berbagai strategi serta bantuan untuk persawahan yang mengalami kekeringan, khususnya pada tingkatan atau kategori ringan.

"Kami verivikasi dulu keadaannya seperti apa. Kalau masih ringan, masih bisa diupayakan dengan bantuan lainnya. Seperti bantuan pompa air. Tapi, untuk kategori ringan itu terhambat, namun masih ada air. Masih bisa melanjutkan ke fase berikutnya. Kalau kategori sedang juga sama. Tapi, untuk kategori berat, tentu harus segera ditangani," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan menyalurkan bantuan lain kepada petani, seperti benih pada musim tanam berikutnya, hingga mesin pompa air bagi yang mengalami kekeringan.

Dimulai dengan melakukan pemetaan dan identifikasi di lapangan.

"Kemudian, mobilisasi mesin pompa air, apabila sawahnya mulai terindikasi kekeringan, tapi masih ada sumber air, serta pengendalian apabila ada gangguan hama dan penyakit," ujarnya.

Asisten Daerah (Asda) II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Serang Yudi Suryadi mengatakan, mengenai fenomena el nino yang mengakibatkan kemarau panjang, hingga kekeringan perlu diantisipasi oleh semua organisasi perangkat daerah (OPD) guna menyusun program dan kegiatan.

Termasuk, masyarakat yang juga harus bisa lebih mengantisipasi hal tersebut.

Baca Juga: DKP3 Kota Serang Distribusikan 5,5 ton Bibit Padi Untuk 221 hektar Sawah Puso

Sebab, sektor pertanian merupakan yang paling terdampak terhadap fenomena el nino, karena membutuhkan air sebagai sumber atau tanam.

Meski pun, dampak yang dialami di Kota Serang masuk dalam kategori kecil.

"Sekarang ini, kurang lebih 18 hektare yang mengalami kekeringan dan puso. Tapi, memang masih sebagian kecil, kalau untuk pangan InsyaAllah masih aman," tuturnya.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler