Sambut Kolaborasi dengan Pikiran Rakyat, Wabup Tanto: Masyarakat Pandeglang Butuh Literasi Perbankan

13 Juni 2024, 15:56 WIB
Direktur Pikiran Rakyat Tia Yuniarti saat berbincang dengan Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban terkait ajakan kolaborasi literasi perbankan. /Pikiran Rakyat

KABAR BANTEN – Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban menyambut baik ajakan kolaborasi dari "PR" terkait dengan rencana kegiatan edukasi perbankan yang rencananya akan berlangsung pada bulan Juli 2024 mendatang.

"Apalagi ini nanti akan menggandeng BTPN Syariah. Untuk konteks Pandeglang, itu sudah sangat tepat. Tinggal kita matangkan rencana itu. Bagaimanapun, proses edukasi terhadap masyarakat, dalam segala hal, tidak boleh berhenti,” kata Tanto saat berbincang dengan Direktur Pikiran Rakyat Tia Yuniarti di Pendopo Bupati Pandeglang, Kamis 13 Juni 2024.

Tanto memandang masyarakat Kabupaten Pandeglang masih membutuhkan edukasi, terutama di bidang kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara berkesinambungan.

"Terkait dengan bank keliling, misalnya, praktik ini marak terjadi di wilayah kami. Bahkan, sempat muncul konflik, " katanya. Ceritanya, kata Tanto, ada seorang kiai dikeroyok oleh penagih utang (debt collector). Setelah peristiwa itu, terjadi sweeping terhadap semua "koperasi" yang ada di Pandeglang.

"Soalnya, para debt collector itu mengatasnamakan koperasi. Sementara Pandeglang ini kan terkenal dengan tagline Seribu Ulama Sejuta Santri. Jadi, kalo sudah berurusan sama kiai, selesai, " tuturnya.

Untuk mencegah konflik berkepanjangan, Bupati Pandeglang Irna Narulita pun menerbitkan surat edaran mengenai larangan operasional bagi bank keliling yang tak mengantongi izin. "Tak hanya itu, konflik ini pun menjadi atensi Polda Banten, " ujar Tanto.

Di lain sisi, kata dia, masyarakat Pandeglang masih sangat memerlukan akses ke perbankan. Masalahnya, sampai dengan saat ini, masih muncul anggapan di masyarakat bahwa mengakses layanan perbankan itu merepotkan.

"Padahal, mereka hanya ingin meminjam sedikit uang. Keribetan inilah yang kemudian membuat mereka mengakses bank keliling lalu terjerat di dalamnya," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Tanto, perlu upaya sistematis untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama terkait dengan perbankan tersebut.

"Koordinasi, kolaborasi dalam ekosistem pentahelix menjadi penting, bahkan menjadi kunci, untuk menyelesaikan persoalan ini. Di Pandeglang, sejauh ini, permasalahan pinjol bisa dikatakan sangat minim karena memang masih banyak penduduk yang tidak punya telepon seluler. Tapi, ada akses lain, bank keliling ini, dan itulah yang menjadi masalah, " katanya.

Pada kesempatan itu, Direktur Pikiran Rakyat Tia Yuniarti menyatakan bahwa "PR", sebagai bagian dari ekosistem pentahelix, sangat berkepentingan untuk meningkatkan literasi masyarakat, khususnya di sektor perbankan. Apalagi, di Banten, tingkat literasi keuangan masih di bawah 50℅.

"Padahal, tingkat inklusi keuangannya sudah lebih dari 85%. Artinya, masih ada kesenjangan. Maih rendahnya tingkat literasi ini berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Mereka akan dapat dengan mudah diperdaya, tetapi pada akhirnya terjebak dalam utang yang tak berkesudahan, " katanya.

Ia mengungkapkan, kegiatan yang akan dilangsungkan di Pandeglang tersebut merupakan kerja sama yang telah terjalin dengan BTPN Syariah sejak beberapa tahun silam. "Kita sudah menyelenggarakan kegiatan serupa di Tasikmalaya, Sukabumi, Cirebon, dan Subang. Tentu, di setiap daerah, terjadi berbagai penyesuaian-penyesuaian, mengikut 'kebiasaan' daerah setempat, " tuturnya.***

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler