Debat Paslon Pilkada Kota Cilegon 2020 Putaran II : Program Cilegon Smart City Dikritik

- 28 November 2020, 19:23 WIB
Suasana debat kandidat Pilkada Kota Cilegon 2020 putaran kedua, di salah satu televisi swasta di Jakarta, Sabtu, 28 November 2020.
Suasana debat kandidat Pilkada Kota Cilegon 2020 putaran kedua, di salah satu televisi swasta di Jakarta, Sabtu, 28 November 2020. /Dokumen KPU Kota Cilegon/

KABAR BANTEN – Program Cilegon Smart City menjadi sasaran kritik para kandidat Pasang Calon (Paslon) Wali Kota Cilegon dan Wakil Wali Kota Cilegon, dalam debat kandidat Pilkada Kota Cilegon 2020 putaran kedua, di salah satu televisi swasta di Jakarta, Sabtu 28 November 2020.

Paslon Pilkada Kota Cilegon 2020 baik nomor urut 1, 3, dan 4 menilai bahwa program Smart City yang berjalan sekarang tidak sesuai dengan harapan.

Isu seputar Cilegon Smart City merupakan satu dari sekian pertanyaan yang dilontarkan panelis pada acara debat kandidat Pilkada Kota Cilegon 2020 putaran kedua tersebut kepada Paslon nomor urut 2 Ratu Ati Marliaty-Sokhidin (Ati-Sokhidin).

Calon Wali Kota Cilegon dari nomor urut 1 Ali Mujahidin yang menanggapi program Smart City itu menilai, program tersebut acak-acakan.

“Saya lihat Cilegon Smart City itu adalah program yang sangat telat. Kota Depok sudah maksimal Smart City-nya. Tapi di Cilegon, mencari informasi tentang APBD saja sangat sulit,” katanya saat debat berlangsung.

Baca Juga : Ini Dua Aset Bernilai Rp1,05 Triliun yang Disepakati Pemkot Cilegon dan PT KS

Mumu, panggilan akrab Ali Mujahidin, juga menyoroti keterbukaan informasi Pemkot Cilegon, yang mendapat penilaian terendah dari Komisi Informasi (KI) Banten pada 2019 lalu.

“Keterbukaan informasinya saja mendapati peringkat paling buncit, di 2019 lalu,” ujarnya.

Calon Wali Kota nomor urut 3 Iye Iman Rohiman, juga melihat miring program Cilegon Smart City. Katanya, keterbukaan informasi di Kota Cilegon yang buruk, menjadi bukti jika program smart city di Kota Cilegon tidak maksimal.

“Smart City tidak sesuai dengan harapan, padahal masyarakat menginginkan keterbukaan informasi dari pemerintah,” tuturnya.

Begitu pula dikatakan oleh Calon Wali Kota Cilegon nomor urut 4 Helldy Agustian. Ia mengatakan Cilegon Smart City milik Pemkot Cilegon, hanyalah sebuah nama.

“Smart City Pemkot Cilegon yang saya lihat hanya sebatas memasang wifi di sejumlah titik. Tapi ketika masyarakat ingin mendapatkan informasi tentang program pemerintah, betul-betul kesulitan. Misalnya saja tentang penanganan Covid-19, Pemkot Cilegon menyediakan anggaran Rp75 miliar. Tapi penerima dana siapa saja, aksesnya kemana, itu tidak bisa diakses masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga : Disaksikan KPK, Wali Kota Cilegon dan Dirut PT KS Sepakati Soal Aset

Terkait hal ini, Calon Wali Kota Cilegon nomor urut 2 Ratu Ati Marliati mengatakan, salah satu visi misinya memang memperkuat program Smart City.

Ia mengatakan, dirinya akan mendorong terkoneksinya keterbukaan informasi mulai dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota.

“Program kami memang sudah mengarah kesana. Salah satu visi misi kami adalah dengan sistem IT Smart City, kami akan koneksikan mulai tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan. Kami juga akan mendorong pemasangan wifi di titik-titik strategis, sehingga masyarakat Kota Cilegon dapat terlayani kaitan jaringan internet,” ujar Ati, pada debat kandidat Pilkada Kota Cilegon 2020 putaran kedua tersebut.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x