Beras Tak Lagi Penyumbang Terbesar Inflasi, Distan: Pertanian Banten Tunjukkan Kinerja Positif

- 19 Januari 2021, 14:15 WIB
Kadistan Banten, Agus M Tauchid menyampaikan bahwa dalam tiga triwulan, pembangunan sektor pertanian di Provinsi Banten terus menunjukkan kinerja positif.
Kadistan Banten, Agus M Tauchid menyampaikan bahwa dalam tiga triwulan, pembangunan sektor pertanian di Provinsi Banten terus menunjukkan kinerja positif. /

KABAR BANTEN - Dalam tiga tahun terakhir beras tak lagi menjadi penyumbang terbesar inflasi Provinsi Banten. Adapun penyumbang inflasi terbesar yaitu cabai, rokok dan lain-lain.

"Dalam tiga tahun terakhir harga beras di Banten relatif stabil, suplai beras lokal dari petani Banten ke pasar lokal di Provinsi Banten masih relatif stabil," ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, Senin, 18 Januari 2021.

Diakuinya, rantai distribusi beras di Provinsi Banten masih menjadi masalah. Karena itu, pihaknya akan mengubah pola distribusi yang lebih memprioritaskan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Banten.

"Di sini inilah yang dikatakan kalau kami terjemahkan melalui peranan BUMD Agrobisnis diharapkan menangkap peluang ini," ucap Agus M Tauchid.

Baca Juga : Lolos dari Ancaman La Nina, Produksi Padi di Banten Surplus

Posisi hasil produksi pertanian di Provinsi Banten naik dari posisi kesepuluh menjadi ke posisi sembilan. Posisi telah disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat Rakernas di DKI Jakarta.

"Kita menggeser Sumatera Barat. Menandakan juga bahwa peningkatan produksi pangan di Provinsi Banten begitu signifikan," ujar Agus M Tauchid.

Ia menyebut, pandemi Covid-19 tidak berdampak negatif terhadap pertanian di Provinsi Banten. Sebaliknya, pandemi Covid-19 malah berpengaruh positif terhadap pertanian di Provinsi Banten.

"Bisa dikatakan dalam tiga triwulan pembangunan sektor pertanian terus menunjukkan kinerja positif. Bahkan kontribusi PDRB Banten pada tahun 2020 meningkat tajam sekali," ujar Agus M Tauchid.

Baca Juga : Beli Paket Internet Lebih Menguntungkan dengan ShopeePay, Ikuti Langkah-Langkah Berikut Ini

Dinas Pertanian Provinsi Banten mencatat, berdasarkan angka statistik pertanian selama tahun 2020, Provinsi Banten berhasil memproduksi 2.248.874 ton gabah kering giling.

Jumlah tersebut meningkat 4.571 ton dibanding hasil produksi tahun 2019. Produksi gabah kering giling tahun 2020 menyisakan surplus 12.116 ton.

"Kami menggunakan data statistik pertanian. Silakan juga menurut versi BPS semua dibenarkan asal sumber ada datanya," ujar Agus M Tauchid.

Baca Juga : Budidaya Burung Puyuh, Mantan Buruh Pabrik di Kabupaten Lebak Ini Raih Omzet Rp30 Juta Per Bulan

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pihaknya akan mengatur pola distribusi pangan Provinsi Banten yang lebih memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Prosesnya akan diatur oleh BUMD Agrobisnis milik Pemprov Banten.

"Kalau dulu kan enggak, beras langsung dijual ke luar, sekarang (BUMD Agrobisnis) harus membeli dari tangan masyarakat langsung untuk didistribusikan untuk kebutuhan buat rakyat Banten, dan juga produk-produk pertanian lainnya," katanya.

Baca Juga : Nilai Ekspor Banten Turun 4,02 Persen

Sektor pertanian saat ini menjadi perhatian. Hal itu berhubungan dengan kebutuhan pangan masyarakat.

"Kita siapkan ketahanan pangan tahun depan, paling tidak, beras sudah cukup," ujar Wahidin Halim.

Pada dasarnya sejak dulu Banten mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.

"Beras itukan cukup kita, nah ini yang akan kendalikan distribusi. Yang jadi masalah saya kira soal kedelai, kedelai di mana-mana kedelai yah. Karena kedelai kita juga dinilai kurang berkualitas untuk tahu tempe, kurang bagus," ujar Wahidin Halim.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x