Secara ekonomi, melalui program ekonomi kerakyatan, berhasil meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen.
Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20 persen menjadi 8,79 persen pada 2016.
Program kerakyatan lainnya, yakni membantu masyarakat Banyuwangi, khususnya kelompok ekonomi lemah. Di antaranya program Beasiswa Banyuwangi Cerdas yang membiayai 700 anak muda kuliah di berbagai kampus di Indonesia.
Kemudian, program jemput bola warga miskin sakit pun terbilang sukses. Program tersebut berkonsep pelayanan kesehatan, dimana dokter dan perawat melakukan pengobatan di rumah warga.
Baca Juga : Belum Dilantik, Spanduk Ucapan Selamat untuk Helldy-Sanuji Mulai Bertebaran di Kota Cilegon
Kepada KabarBanten.com, Helldy Agustian mengaku kagum dengan perubahan yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Dimana sebelumnya, wilayah tersebut dikenal dengan hal-hal mistik, namun saat ini berubah jadi kota pariwisata.
"Banyuwangi juga mempunyai program untuk anak-anak miskin, tentu dengan spesifikasinya, misalnya tidak punya android dan bapaknya tidak merokok. Itu dapat bantuan setiap hari. Anak SD dapat uang Rp10 ribu, SMP Rp15 ribu, SMA Rp20 ribu," ujar Helldy.
Selain itu, Banyuwangi juga memiliki mal pelayanan terpadu dengan 100 lebih layanan dan jika warga masuk ke mal itu semua jenis perizinan dapat terselesaikan.
"Kota Cilegon kan ada Gedung Matahari lama, rencananya akan kami manfaatkan untuk mal pelayanan publik," ujar Helldy Agustian.***