Harga Kedelai Melejit, PSI Minta Pemprov Banten Turun Tangan Bantu Perajin Tahu Tempe

- 17 Maret 2021, 08:32 WIB
Perajin tahu tempe di Kramatwatu Kabupaten Serang  saat memulai produksi. Pekan kemarin perajin tahu tempe mogok produksi karena harga kedelai yang naik.
Perajin tahu tempe di Kramatwatu Kabupaten Serang saat memulai produksi. Pekan kemarin perajin tahu tempe mogok produksi karena harga kedelai yang naik. /

KABAR BANTEN - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Banten mengungkap harga kedelai di wilayah Banten terus mengalami kenaikan selama 6 bulan berturut-turut hingga saat ini.

Diketahui, harga kedelai yang berkualitas bagus semula ada di kisaran Rp 7.500 kilogram, kini melonjak dalam jangka pendek hingga Rp 10.200 perkilogram di tangan pengrajin tahu dan tempe.

Anggota DPRD Banten dari PSI Maretta Dian mengatakan, kenaikan harga kedelai dirasakan pengrajin tempe dan tahu di Banten. Kenaikan harga kedelai terjadi dalam 6 bulan berturut-turut hingga saat ini.

"Kedelai adalah bahan baku utama bagi perajin tempe. Kenaikan yang begitu besar sangat berdampak terhadap ekonomi perajin tempe se-Banten," katanya melalui keterangan tertulis yang disampaikan kepada wartawan, Rabu 17 Maret 2021.

Baca Juga: Rachmat Gobel Bicara Omnibus Law di PT KS Cilegon, Pamer Kemajuan Pabrik Baja di Hadapan DPR

Di tengah pandemi Covid-19, kemampuan konsumsi masyarakat mengalami penurunan termasuk konsumsi makanan harian.

Salah satu yang menjadi penyelamat asupan protein bagi rakyat dengan harga terjangkau adalah tempe dan tahu.

"Kenaikan harga kedelai yang dialami perajin di Banten, tak hanya memukul margin perajin, namun juga berpotensi mengganggu kontinuitas supply tempe bagi masyarakat menengah bawah. Pemprov jangan diam saja. Ini masalah rakyat kecil yang butuh perhatian," katanya.

Baca Juga: Harga Tempe Tahu 'Meroket', Disperindag-Polda Banten Sidak Gudang Kedelai CGT, Ini Yang Ditemukan

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah