Tokoh Banten Sebut Bom Bunuh Diri Primitif dan Keji, Minta Lembaga Dakwah Lebih Difokuskan

- 29 Maret 2021, 17:05 WIB
H. Embay Mulya Syarief
H. Embay Mulya Syarief /Kasiridho/

KABAR BANTEN - Seorang tokoh Banten H. Embay Mulya Syarief mengecam dan mengutuk keras bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar.

Embay menegaskan, Islam melarang menggangu tempat ibadah agama apa pun. Menurut H. Embay Mulya Syarief, tindakan bom bunuh diri tidak akan terjadi jika memahami ajaran Agama dg benar.

“Bom bunuh diri adalah tindakan primitif dan keji,” kata H. Embay Mulya Syarief, Senin, 29 Maret 2021.

Baca Juga: Pasca Ledakan Bom, Kapolri Terjunkan Densus 88 dan Ahli Forensik 

Dalam pandangannya, harus ada lembaga pendidikan yang mengurus dengan baik untuk upaya deradikalisasi yang dinilai sangat dekat dengan bibit-bibit terorisme.

Baca Juga: Anggota Wantimpres Temui Sejumlah Tokoh Banten, Ini yang Dibicarakan

Dia mengatakan, bibit terorisme sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Peran lembaga pendidikan, menurut dia, sangat penting.

Termasuk, lembaga dakwah di daerah-daerah harus lebih difokuskan. Parameternya adalah kualitas mutu pendidikan yang harus ditingkatkan.

Baca Juga: FKPT Banten: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Beragama Palsu dan Sesat

Apalagi, di era persaingan yang bebas seperti seakrang ini,” kata Anggota Majelis Amanah Mathla’ul Anwar ini.

Baca Juga: Banten Butuh Sosok Merakyat, H. Embay Singgung Pemimpin Ekslusif, Pertemuan Tokoh Digulirkan

Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla’ul Anwar pada 2010-2015 tersebut, menilai Indonesia kekurangan kader yang bisa membawa bangsa ini terbebas dari persoalan pelik, termasuk radikalisme dan terorisme.

Baca Juga: Polda Banten Perketat Pengamanan Pasca Bom Bunuh Diri di Makassar, Ini Titik Lokasinya

“Kita kekurangan kader. Seorang figur tidak bisa ditransfer. Kita kekurangan agamawan, tapi kebanyakan pekerja agama,” katanya.

 Baca Juga: Pasca Insiden Bom dan Kebakaran, Polisi Tingkatkan Keamanan, Sasar 11 Objek Vital Nasional di Kota Cilegon

“Pendidik dan kuli ngajar. Penumpang dari pada penopang. Kita harus bersanding, mencetak kader-kader sebagai penopang. Alumni yang membuat kiprah kita ‘ngayogyog’ kita harapkan seperti itu,” katanya menambahkan.***

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah