Pengobatan Tradisional Masyarakat Baduy Terbilang Unik, Manfaatkan Tumbuhan yang Ada di Alam

- 19 Juli 2021, 09:29 WIB
Potret seorang warga suku Baduy, tengah mengobati kakinya dengan pengobatan tradisional Suku Baduy yang terbilang unik.
Potret seorang warga suku Baduy, tengah mengobati kakinya dengan pengobatan tradisional Suku Baduy yang terbilang unik. /Tangkap Layar/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id


KABAR BANTEN - Suku Baduy merupakan suku yang berada di bagian tenggara dari Provinsi Banten, Indonesia, tepat berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar, hanya berjarak 42 KM dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Secara etnis Baduy termasuk dalam suku bangsa Sunda, mereka dianggap sebagai Suku Sunda pedalaman yang belum terpengaruh moderenisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar dan masyarakatnya hidup berdampingan dengan alam.

Praktik pengobatan tradisional masyarakat Baduy terbilang unik, lantaran masyarakat Baduy tidak mengkonsumsi obat-obatan dari dokter.

Baca Juga: Gerandong Ditawar Atta Halilintar, Istrinya Merengek Sapi Raksasa, Irfan Hakim: Aurel Jangan Banyak Maunya

Dilansir Kabar-Banten.com dari kebudayaan.kemdikbud.go.id Pengobatan tradisional masyarakat Baduy terbilang unik, mereka biasa mengobati penyakit dengan menggunakan ramuan dengan memanfaatkan tanaman yang ada di lingkungan mereka.

Pengetahuan mereka dalam pengobatan tradisional didapatkan secara turun-temurun dari orang tua dan para pendahulunya.

Pengobatan masyarakat Baduy dilakukan oleh anggota keluarga sendiri, terkecuali untuk sakit tertentu maka harus melibatkan “orang pintar”.

Baca Juga: 16 Negara Perebutkan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 Cabor Sepak bola, Mana Tim Favoritmu ?

Terdapat dua jenis penyakit yang cara pengobatannya terbilang cukup unik.

Pertama adalah kaligata, dan kedua adalah rorombehen ‘kaki pecah-pecah’ pada bagian telapak kaki.

Kaligata adalah gatal-gatal yang bisa mengenai bagian tertentu dari tubuh, misalnya bagian tangan, kaki, muka, atau bagian tubuh lainnya, dan dapat pula menjalar ke seluruh tubuh.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ada Pohon, Wanita, dan Akar, Mana Gambar yang Pertama Kamu Lihat?

Efek dari rasa gatal tersebut memunculkan bentol-bentol seperti digigit nyamuk.

Bagi masyarakat Baduy Luar, kaligata dapat diobati dengan menggunakan kulit pohon teureup yang tumbuh di hutan.

Terap atau teurep merupakan sejenis pohon buah dari marga pohon nangka. Buahnya serupa nangka yang kecil, dengan bau wangi yang kuat.

Mengambil kulit pohon teureup dengan sengaja di hutan memerlukan waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Ketua DPC PPP Cilegon Syihabudin Syibli Wafat

Demi kepraktisan, mereka cukup menggunakan koja tas khas orang Baduy yang terbuat dari kulit pohon teureup.

Tas ini lekat dalam kehidupan masyarakat Baduy di setiap rumah digunakan untuk bepergian, sebagai wadah barang yang bobotnya ringan.

Cara mengobati kaligata, cukup dengan menggosokan koja pada kulit tubuh yang gatal-gatal.

Baca Juga: Raih Keutamaan Shalat Idul Adha Masa PPKM Darurat, Berikut Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Kemudian ada Rorombeheun atau telapak kaki pecah-pecah yang pengobatannya juga terbilang unik.

Rorombeheun terjadi pada bagian telapak kaki, terutama tumit. Secara fisik terlihat seperti ada goresan-goresan pada bagian tealapak kaki.

Cara mengobati kaki pecah-pecah mereka biasa menggunakan tunggul cau raja ‘bonggol pisang raja’.

Baca Juga: Menang Tipis atas Derby County, Solskjaer Langsung Bicara Peluang MU Juara Liga Inggris

Caranya, cukup menggosok-gosokan telapak kaki yang mengalami pecah-pecah.

Cari pohon cau raja yang belum lama ditebang dan masih tertinggal tunggulnya. Bagian tunggul itulah yang digunakan sebagai obat.

Caranya, cukup dengan menggosok-gosokkan telapak kaki yang mengalami pecah-pecah atau rorombeheun ke bonggol pisang raja.***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x