Sejarah Kota Serang, Ada Sentuhan Sultan Banten dan Belanda, dari Area Persawahan hingga Kawasan Perkotaan

- 14 Agustus 2021, 09:51 WIB
Kolase Kota Serang saat itu terkenal area persawahannya yang menjadi sentra penanaman padi masa Sultan Banten ke-2 Sultan Maulana Yusuf hinga berkembang menjadi kawasan perkotaan masa pemerintahan Gubernur  Belanda Herman Williams Daendels.
Kolase Kota Serang saat itu terkenal area persawahannya yang menjadi sentra penanaman padi masa Sultan Banten ke-2 Sultan Maulana Yusuf hinga berkembang menjadi kawasan perkotaan masa pemerintahan Gubernur Belanda Herman Williams Daendels. /KITLV/Bley, G.F.J/

Hal tersebut, sebagaimana dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id.

Jika dilihat pada masa Sultan Banten ke-2 yakni Sultan Maulana Yusuf (1570-1580) Kota Serang saat itu merupakan wilayah persawahan yang dikembangkan dengan mendorong masyarakat Banten untuk memperluas dan membuka area persawahan. 

Selain itu, pada masa itu dilengkapi dengan pembuatan saluran irigasi dan bendungan untuk mengaliri area persawahan.

Oleh karenanya, pada masa Sultan Maulana Yusuf tersebut, Serang dikenal sebagai wilayah persawahan bahkan menjadi sentra penanaman padi. 

Selanjutnya, dalam perkembangannya pada area persawahan dibuatlah jalan raya pos pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda yakni Herman Williams Daendels.

Kemudian, saat Kesultanan Banten di hapus oleh Belanda, pada masa itu lah Kota Serang berkembang menjadi kawasan perkotaan. 

Selanjutnya, pada masa Bupati Serang kedua yakni Agoes Rajak Raden Tumenggung Aria Djajakusumaningrat yang memerintah sejak 1827-1840, memindahkan pusat pemerintahan kabupaten ke selatan dan membangun Kota Serang.

Dari situlah sarana dan prasarana atau infrastruktur mulai dibangun untuk mendukung pemerintahan di Serang. 

Perihal nama Serang sendiri, asal usulnya ada dua versi.

Ada yang menyebutkan, sesuai dengan perkembangannya bahwa di wilayah tersebut pernah menjadi area persawahan, nama Serang sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya adalah sawah. 

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah