Banten Dihebohkan Angling Dharma, Teringat Kisah Mahabhrata, Bayi Titisan Wisnu Bersamaan Wafatnya Jayabaya

- 22 September 2021, 19:12 WIB
Bangunan Singgasana tempat yang mirip Padepokan Istana Angling Dharma di Kabupaten Pandeglang, yang mengingatkan kisah Mahabhrata.
Bangunan Singgasana tempat yang mirip Padepokan Istana Angling Dharma di Kabupaten Pandeglang, yang mengingatkan kisah Mahabhrata. /Endang Mulyana

Saat itu, Batara Narada turun dari kahyangan sebagai utusan dewata untuk mengadili Gendrayana. Sebagai hukuman, Gendrayana dibuang ke hutan dan Sudarsana dijadikan raja baru oleh Narada.

Baca Juga: Aksi Dermawannya Mengejutkan, Bupati Pandeglang Angkat Bicara Soal Pria Dijuluki Baginda Raja

Gendrayana yang dibuang ke hutan, justru membangun kerajaan baru bernama Mamenang, yang kemduian digantikan oleh putranya yang bernama Jayabaya.

Begitu juga dengan Sudarsana, yang digantikan putranya yang bernama Sariwahana.

Sariwahan kemudian mewariskan takhta Yawastina kepada putranya yang bernama Astradarma, sampai akhrinya Yawstina dan Mamenang terlibat perang saudara berlarut-larut.

Namun atas usaha pertapa kera putih bernama Hanoman yang sudah berusia ratusan tahun, kedua negeri ini pun akhirnya berdamai. Perdamaian terjadi melalui perkawinan Astradarma dengan Pramesti putri Jayabaya.

Pada suatu hari, Pramesti mimpi bertemu Batara Wisnu yang berkata akan lahir ke dunia melalui rahimnya. Ketika terbangun, tiba-tiba perutnya telah mengandung.

Astradarma kemudian marah dan menuduh Pramesti telah berselingkuh, hingga mengusir istrinya itu pulang ke Mamenang.

Mengetahui itu, Jayabaya marah melihat keadaan Pramesti yang terlunta-lunta hingga mengutuk negeri Yawastina tenggelam oleh banjir lumpur.

Kutukan Jayabaya menjadi kenyataan, Astradarma pun tewas bersama lenyapnya istana Yawastina.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah