Gerakan Bebas Stunting, BPKK PKS Banten Kunjungi Kabar Banten

- 17 Juli 2022, 11:54 WIB
Pengurus BPKK PKS Banten memberikan cindera mata saat kunjungan ke kantor redaksi Kabar Banten Jumat 15 Juli 2022
Pengurus BPKK PKS Banten memberikan cindera mata saat kunjungan ke kantor redaksi Kabar Banten Jumat 15 Juli 2022 /Kabar Banten/Gilang/

KABAR BANTEN - Pengurus Bidang Perempuan Ketahanan Keluarga (BPKK) Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Banten melakukan kunjungan ke kantor redaksi Kabar Banten.

Kunjungan BPKK PKS Banten dalam rangka silaturahim dan sinergi dalam gerakan bebas stunting pada anak.

Kunjungan silaturahim BPKK PKS Banten dipimpin ketuanya Hj Shinta Wisnu Wardhani diterima Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat Rachmat Ginandjar, Pemimpin Redaksi Kabar Banten Maksuni Husen dan Redaktur Pelaksana/Penanggungjawab Kabar Banten Digital Yadi Jayasantika.

Baca Juga: Harganas 2022 Tingkat Provinsi Banten, Keluarga Berperan Penting dalam Percepatan Penurunan Stunting

Ketua BPKK PKS Banten Shinta Wisnu Wardhani mengatakan silaturahim ke Kabar Banten dalam rangka mengenalkan para pengurus dan juga program yang akan menjadi prioritas, salah satunya dalam penanganan stunting pada anak.

"BPKK PKS Banten concern pada program ketahanan keluarga, salah satunya dalam hal penanganan stunting karena keluarga adalah pilar utama dalam rangka melahirkan generasi mendatang," katanya.

Shinta yang juga anggota Komisi V DPRD Banten ini menuturkan stunting merupakan masalah yang harus ditangani bersama, bukan hanya pemerintah tetapi juga semua elemen masyarakat, termasuk media massa.

Baca Juga: Pemprov dan Baznas Banten Saluran 806 Paket Kurban untuk Penyintas Stunting

"Kabar Banten sebagai media massa memiliki peran penting dalam hal memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penanganan stunting," katanya.

Sementara pengurus BPKK PKS Banten dr. Nuly Juariyah Mahnulia mengatakan
Stunting salah satu masalah serius yang harus dihadapi bersama," kata Nuly.

Menurutnya, stunting merupakan kondisi panjang atau tinggi badan anak menurut usia dibawah -2 SD (standar deviasi) yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi kronik.
Kekurangan nutrisi kronik dapat disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Angka Maksimum Stunting 14 Persen pada 2024

"Banyak faktor yang menyembabkan stuntung terjadi salah satunya ketidaktahuan orang tua mengenai bagaimana pemberian nutrisi yang tepat," ujarnya.

Ia mengatakan, stunting merupakan masalah kesehatan yang utama, karena mengakibatkan dampak negatif jangka pendek maupun jangka panjang mulai dari penurunan kemampuan kognitif, performa pendidikan, produktivitas saat bekerja, daya tahan tubuh hingga peningkatan risiko terkena berbagai penyakit degeneratif.

"Bila tidak diperhatikan akan berdampak buruk terhadap kualitas sumber daya manusia dan ketahanan keluarga," ucapnya.

Baca Juga: Penduduk Miskin di Banten pada Maret 2022 Turun, Segini Jumlahnya

Ia mengatakan, pada 1000 hari pertama kehidupan anak terjadi perkembangan otak yang sangat pesat, pertumbuhan massa otot, organ-organ dan program metabolisme.

"Stunting sebenarnya diawali dengan weight faltering yakni kenaikan berat badan tidak adekuat, jika tidak segera diintervensi akan berlanjut menjadi stunting," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika seorang anak mengalami gizi kurang dan gizi buruk di satu tahun pertama kehidupannya maka 65 persen kemungkinan akan memiliki IQ dibawah 90 yang berarti bahwa sang anak hanya dapat bersekolah selama 7 tahun, selebihnya akan sulit untuk mengikuti proses pendidikan.

Baca Juga: Luncurkan Aplikasi POWER, BRI Jalin Kolaborasi Bersama Pertamina Lubricants Perkuat Digitalisasi

"Kami berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap masalah stunting, karena itu bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak," katanya.

Ia mengungkapkan revalensi balita Indonesia tahun 2013 yang mengalami stunting adalah 37,2% atau sekitar 8 juta anak Indonesia.

"Banten merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi keempat di Indonesia tahun 2021 dengan jumlah 294.862, berdasarkan data SSGI. Terjadi peningkatan jumlah stunting lebih dari 1% pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2019," jelasnya.

Baca Juga: Baznas Provinsi Banten Melalui UPZ Kabar Banten Salurkan Paket Sembako untuk Loper Koran

Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat Rachmat Ginandjar menyambut baik kunjungan BPKK PKS Banten sebagai bagian untuk menjalin kolaborasi dalam hal program dan edukasi penanganan stunting serta gerakan bebas stunting pada anak.

"Kami sangat terbuka bekerjasama dengan pihao manapun, termasuk dengan BPKK PKS Banten. Kabar Banten dengan produk koran dan platform digital sangat efektif untuk sarana sosialisasi dan kampanye stunting," tuturnya.

Pemimpin Redaksi Kabar Banten Maksuni Husen mengatakan dalam hal penanganan stunting, Kabar Banten juga memiliki perhatian serius untuk turut terlibat dengan memberikan edukasi dan literasi.

"Dalam hal pemberitaan dan juga rubrik opini, kami memberikan porsi khusus dalam hal penanganan stunting," katanya.***

 

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah