Dimana rata-rata setiap warga Baduy memiliki minimal 25 leuit, dalam bahasa Indonesia artinya lumbung padi.
“Kekayaan kami itu rata, semuanya punya leuit, minimal 25 leuit. Kami juga punya banyak kebun,” katanya.
Pernyataan Jaro Pulung terkait hal tersebut, muncul ketika Irfan Hakim menanyakan tentang kondisi masyarakat Suku Baduy.
Irfan Hakim bertanya apakah di perkampungan Baduy sering terjadi perselisihan antar warga.
“Kenapa harus berselisih, toh warga Baduy itu rata-rata kaya raya, tidak ada ketimpangan,” ujarnya.
Kekayaan tersebut, menurut Jaro Pulung, atas hasil kerja keras masyarakat Baduy, dimana mereka terbiasa berladang mulai pukul 4.00 WIB dini hari hingga pukul 17.00 WIB petang.
Ketika pergi ke ladang, warga membawa seluruh penghuninya, bahkan hingga bayi berusia dua minggu.
“Kalau berladang, semuanya dibawa, bayi umur dua minggu aja di bawa, biar sehat dan kuat. Di kami umur 5 tahun sudah bawa-bawa golok,” ujarnya.