Almarhum Mukhtar Mandala Belum Melihat Banten Jaya

- 6 Agustus 2020, 20:04 WIB
Sejumlah keluarga dan warga ikut membawa jenazah Mukhtar Mandala ke tempat pemakaman di Nyi Masropoh,  Kecamatan Cimanuk, Pandegang, Kamis 6 Agustus 2020.*
Sejumlah keluarga dan warga ikut membawa jenazah Mukhtar Mandala ke tempat pemakaman di Nyi Masropoh, Kecamatan Cimanuk, Pandegang, Kamis 6 Agustus 2020.* /Ade Taufik/

KABAR BANTEN - Almarhum Mukhtar Mandala di mata keluarga merupakan sosok yang memiliki kepribadian yang kuat, dalam hal apapun selalu berjiwa kuat menghadapi segala sesuatu.

Meskipun usianya yang sudah tergolong lanjut, almarhum semasa hidupnya selalu membicarakan masalah kemajuan Provinsi Banten. Bahkan, saat mulai terserang stroke pertama almarhum masih tetap melawan penyakitnya sekuat tenaga.

Menurut keterangan putra bungsu Mukhtar Mandala, Teguh Prasetya mengatakan, almarhum meninggal pada usia ke 75. Semasa mudanya almarhum memiliki kepribadian yang kuat dan teguh dalam pendirian dan konsisten dalam segala sesuatu.

Baca Juga : Tokoh Banten, Mukhtar Mandala Tutup Usia

Sebelum tutup usia, almarhum kerap mendiskusikan perkembangan dan proses pembangunan Provinsi Banten, baik dengan rekanan yang ada di wilayah birokrasi maupun dengan kolega seperjuangannya saat mendirikan Provinsi Banten.

"Untuk cita-cita beliau itu ke Provinsi Banten sangat merasakan betul perjuangannya, sekarang kan sudah tercapai Provinsi Banten mandiri, namun sekarang kan masih terus berkembang dan masih proses belums ampai pada puncak keberhasilan, almarhum belum sempat melihat kemajuan Provinsi Banten pada titik kejayaannya," tutur Teguh, Kamis 6 Agustus 2020.

Teguh menyebutkan, almarhum sampai meninggal dunia, mengalami stroke beberapa kali. Meski dalam kondisi sakit, almarhum selalu menampakan tubuhnya yang sehat. Saat menderita stroke pertama almarhum masih tetap beraktivitas, namun pada stroke yang kedua dan  ketiga almarhum mulai lemah, kemudian pada stroke ke empat mulai mengalami komplikasi. 

"Awal dirawat itu, sebetulnya sudah beberapa kali stroke, tapi masih kuat, karena beliau itu kan keras, stroke ketiga sudah mulai lemah dan ke empat beliau mengalami komplikasi, ginjal dan penyakit lain juga, dari sisi medis pun beliau terbilang luar biasa, dan akhirnya Allah lebih sayang sehingga dipanggil," katanya.

Baca Juga : Ketua Dewan Pakar Bakor PKC Meninggal Dunia, Gubernur Banten Takziah Ke Rumah Duka

Pada saat meninggal dunia, dirinya sangat terkesan dengan senyuman khas almarhum, bahkan pada saat proses pemandian juga terlihat tersenyum dengan indah yang tidak bisa dilupakan.

"Setelah mengalami komplikasi itulah, almarhum meninggal dunia dan meninggalnya juga senyum, pas dimandiin juga tersenyum khas senyuman papah," katanya sembari sedikit menahan haru.

Pesan untuk anak-anak dari almarhum sederhana, jaga tali silaturahmi sesama keluarga jangan sampai ada perselisihan satu sama lain, dan harus saling melengkapi.

"Beliau berpesan, jaga masing-masing satu sama lain sesama anak, jangan ada perselisihan paham, tetap silaturahmi, saling mengisi kekurangan satu sama lain mulai dari kakak sampai yang paling bungsu," ucapnya.

Teguh mengenang sosok beliau yang selalu semangat membicarakan Provinsi Banten, meskipun usianya sudah lanjut tetap mendiskusikan setiap perkembangan demi perkembangan.

"Meskipun sudah usia yang senja itu, beliau tetap membicarakan Provinsi Banten, pada stroke pertama beliau masih semangat dan seolah tidak merasakan sakit, kedua juga masih tetap kuat," ujarnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x