48 Warga Kabupaten Serang Diberi Pelatihan Menjahit, Dapat Uang Saku per Hari Segini untuk Stimulus Modal

- 21 Juli 2023, 09:25 WIB
Peserta pelatihan menjahit di Desa Dahu Kecamatan Cikeusal saat berfoto bersama usai dilakukan pembukaan, Kamis 20 Juli 2023.
Peserta pelatihan menjahit di Desa Dahu Kecamatan Cikeusal saat berfoto bersama usai dilakukan pembukaan, Kamis 20 Juli 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Kegiatan pelatihan menjahit kembali dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Disnakertrans Kabupaten Serang.

Untuk 2023, ada tiga desa di Kabupaten Serang yang mendapat kuota pelatihan menjahit.

Ketiga desa di Kabupaten Serang yang mendapat pelatihan menjahit tersebut yakni Desa Dahu, Desa Mompok Kecamatan Cikeusal dan Desa Sumur Renja Kecamatan Puloampel.

Baca Juga: Jenis Truk Apa yang Terlibat Kecelakaan KA Brantas di Semarang? Ketahui Perbedaan Truk Tronton dan Trailer

Pembukaan program pelatihan menjahit pertama tahun 2023 dilakukan di Desa Dahu Kecamatan Cikeusal, Kamis 20 Juli 2023.

Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Serang Achmad Afandi mengatakan kegiatan di Dahu adalah yang pertama tahun ini.

Ada tiga desa rencananya yang akan mendapatkan program pelatihan menjahit tahun ini.

"Ada tiga desa rencana selain Dahu, ada Mompok, selanjutnya Puloampel Desa Sumur renja," ujarnya kepada Kabar Banten di kantor Desa Dahu saat pembukaan.

Untuk Desa Mompok Kan dibuka Jumat 21 Juli 2023, sedangkan Sumur Renja dimulai pertengahan Agustus 2023.

"Pelatihan yang diberikan dengan menggandeng LPK di sekitar, setiap desa menggandeng LPK yang berbeda-beda.

Afandi mengatakan, pelatihan dilakukan selama 20 hari.

Untuk Dahu mulai aktif Jumat 21 Juli hingga 12 Agustus di Desa Dahu.

Setelah itu ada uji kompetensi selama dua hari pada 13-14 Agustus.

Sedangkan Mompok mulai aktif Senin 25 Juli.

"Yang dibikin disesuaikan dengan LPK, ada yang menguji, apa yang diuji akan diajarkan instruktur," ucapnya.

Ia mengatakan, peserta tersebut akan dilatih setiap hari Senin sampai Sabtu.

Setiap hari mendapatkan uang saku Rp100 ribu, yang akan ditransfer setelah ikut pelatihan 20 hari atau total Rp2 juta.

Harapannya total uang saku Rp2 juta tersebut bisa menjadi stimulan modal usaha bagi peserta menjahit.

Baca Juga: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, SMAN 1 Cikande Kenalkan 25 Ekstrakurikuler pada Siswa Baru

Kepala Disnakertrans Kabupaten Serang Diana A Utami mengatakan, program pelatihan yang dilakukan merupakan program dari bidang latas.

Pihaknya mensuport kegiatan program P2WKSS.

"Kenapa di dua desa (Dahu dan Mompok) karena sudah ditunjuk SK dari bupati," ujarnya usai membuka acara.

Namun selain dua desa tersebut masih ada satu desa lainnya yang ditunjuk berdasarkan hasil Musrenbang yakni Desa Sumur Renja di Kecamatan Puloampel.

"Program satu paket 16 orang, selama 20 hari. Mereka diberi bantuan mesin jahit, mesin obras, sebanyak 5 unit setiap kegiatan. Jadi satu mesin obras satu mesin jahit untuk empat orang," ucapnya.

Diana mengatakan, tujuan kegiatan pelatihan itu agar masyarakat bisa memberdayakan ekonomi keluarganya.

Dengan masyarakat tersebut punya keahlian, maka kedepan mereka akan bisa berwirausaha.

"Setiap tahun dilakukan kita dua desa, selalu dukung P2WKSS," katanya.

Selain itu, kata dia kegiatan tersebut juga untuk menekan angka pengangguran.

Peserta didominasi ibu rumah tangga, dan ada juga dua orang bapak-bapak yang ikut di Dahu.

"(Setelah dibuka) Ada monitoring kita harus lakukan secara rutin selama 20 hari ini mereka mendapatkan haknya, mereka diabsen kita," ucapnya.

Setelah selesai pelatihan di dua desa, akan dilakukan uji kompetensi melalui BNNSP.

Sehingga peserta akan memiliki sertifikat BNNSP.

"Kita harap semua bisa lulus karena perlu pelatihan. Jadi BNSSP juga memberi kesempatan untuk uji kompetensi ulang sampai mereka mendapatkan sertifikat," katanya.

Disinggung tindak lanjut pasca pelatihan, Diana mengatakan, selama ini kegiatan pelatihan sudah dilakukan di beberapa kecamatan.

Berdasarkan hasil monitoring biasanya mesin dikelola kelompok, kemudian mereka menerima orderan jahitan.

"Misal seragam PAUD, SD, majelis taklim, bahkan ada satu desa di Ciruas dapat order perusahaan untuk membuat keperluan seragam di perusahaan. Berkelanjutan, insyaAllah ini bisa dilakukan di Kecamatan Cikeusal," tuturnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah