KABAR BANTEN - Kabupaten Lebak Banten selain terkenal sebagai daerah penghasil emas ternyata dahulu pernah juga menjadi penghasil kelapa hibrida.
Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah bangunan tua eks Kolonial Belanda yang diperuntukkan sebagai rumah dinas pejabat perkebunan karet dan kelapa hibrida.
Penasaran dengan sejarah bangunan eks Kolonial Belanda di Lebak Banten ini, simak artikel berikut sampai tuntas.
Dikutip Kabar Banten dari video YouTube channel Ginandar Doxten, berikut sejarah bangunan heritage eks Kolonial Belanda di Bantarjaya, Desa Jayamanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Banten.
Sejarah Bangunan eks Kolonial Belanda di PTPN VIII Kebun Cisalak Baru
Bangunan bekas kolonial Belanda ini berada di Bantarjaya, Desa Jayamanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Banten.
Bangunan tua ini menjadi bangunan heritage bersejarah di PTPN VIII dan Kabupaten Lebak Banten.
Berdiri di atas lahan perkebunan pemerintah di bawah PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) Kebun Cisalak Baru.
Bangunan eks Kolonial Belanda ini didirikan tahun 1907, yang diperuntukkan sebagai rumah dinas Administrateur Perkebunan di Bantarjaya yang dahulu bernama Naamlooze Vennootschap Bantamache Plantagen Maasthapij Anterwepen.
Naamlooze Vennootschap Bantamache Plantagen Maasthapij Anterwepen merupakan sebuah perusahaan milik swasta yang berkonsentrasi pada budidaya karet (Rubbenplantage) dan kelapa hibrida.
Pada tahun 1910, bangunan tua ini juga pernah ditempati oleh seorang keturunan bangsawan Jerman yang menduduki jabatan sebagai kepala perkebunan yang bernama H.F Meijer.
Masyarakat setempat sering menyebut H.F Meijer dengan panggilan Toean Houk atau Toean Meyer.
Pada 10 Desember 1957, setelah Indonesia merdeka perusahaan ini kemudian dinasionalisasi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19/1957 Lembar Negara 1957 Nomor 31.
Fisik Bangunan eks Kolonial Belanda
Saat ini bangunan eks Kolonial Belanda sudah tidak ditempati tapi sesekali masih sering dibersihkan.
Karakteristik bangunan eks Kolonial Belanda tersebut memadukan antara gaya budaya tradisional Indonesia dan Eropa.
Hal ini bisa dilihat dari bentuk atap atau limasan yang identik dengan budaya Sunda/Jawa.
Bangunan ini sangat luas, dengan bagian depan teras terdapat beberapa pilar yang masih kokoh.
Terdapat juga tempat duduk untuk bersantai ria, tempat duduk tersebut berupa tembok setinggi lutut di pinggir area teras.
Bangunan tua ini memiliki 3 kamar tidur yang ukurannya cukup besar, ruang tamu, ruang keluarga dan kamar mandi.
Di area belakang terdapat kolam renang yang kondisinya sudah tidak terurus, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Balong Meijer.
Terdapat juga beberapa pohon sawit di belakang bangunan heritage ini.
Konon bangunan tua ini beberapa tahun lalu pernah juga dipakai sebagai posko mahasiswa KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa).
Bangunan heritage bersejarah ini rencananya akan diperbaiki dan direnovasi dalam waktu dekat.
Demikian Sejarah Bangunan eks Kolonial Belanda PTPN VIII Kebun Cisalak Baru di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Banten, semoga bisa menjadi inspirasi yang bermanfaat.***