54 Warga Kota Serang Dirawat di RSUD, Gegara Terjangkit DBD

- 26 Februari 2024, 14:00 WIB
Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin menyebutkan, saat ini terdapat 1.274 anak stunting di Kota Serang.
Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin menyebutkan, saat ini terdapat 1.274 anak stunting di Kota Serang. /Tangkapan layar/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Sebanyak 54 warga Kota Serang tercatat sejak awal tahun 2024, saat ini mendapat perawatan atau opname di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Serang akibat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Bahkan, diperkirakan jumlah tersebut bisa bertambah seiring dengan penyisiran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang.

Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin mengatakan, berdasarkan catatan data dari RSUD Kota Serang terdapat sebanyak 54 warga Kota Serang yang tersebar di enam kecamatan sedang dirawat intensif akibat terkena DBD.

Baca Juga: Selama 2023, Ratusan Warga di Kota Serang Terjangkit DBD, 2 Diantaranya Meninggal

Rata-rata merupakan orang dewasa, dan sudah menunjukkan hasil yang membaik.

"Totalnya yang dirawat di rumah sakit (RSUD) Kota Serang itu ada 54 kasus yang terkena DBD. Bahkan, mungkin bisa lebih. Karena data itu cuma ada di RSUD saja, kami belum melihat yang ada di lingkungan warga," katanya, Ahad 25 Februari 2024.

Maka dari itu, dia mengaku, meminta seluruh Kepala Puskesmas di Kota Serang untuk melakukan penyisiran serta menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar agar turut menanggulangi nyamuk aedes aegipty penyebab DBD.

Dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah.

"Saya sudah meminta seluruh kepala puskesmas untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar menanggulangi pemberantasan sarang nyamuk dan abatesasi. Pihak puskesmas itu harus membagikan abate ke masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, fogging bukan satu-satunya cara untuk memberantas sarang nyamuk dan mencegah DBD di lingkungan masyarakat.

Persoalan DBD juga menjadi tanggung jawab bersama, khususnya masyarakat untuk menjaga lingkungannya tetap bersih dan meminimalisir adanya genangan.

"Karena fogging itu bukan cara satu-satunya untuk memberantas DBD, justru asapnya pun cukup berbahaya. DBD menjadi persoalan bersama, termasuk masyarakat dalam pemberantasannya. Kalau masyarakat belum melakukan PSN, kasus DBD bisa bertambah," tuturnya.

Namun, dikatakan dia, masyarakat diimbau tidak panik ketika anak atau sanak keluarganya terserang demam, sebab hal itu belum bisa dipastikan terkena DBD.

Baca Juga: Benarkah Minum Jus Jambu Biji Bisa Sembuhkan DBD atau Demam Berdarah Dengue? Ternyata Begini Faktanya

"Karena badan panas atau demam itu tidak melulu karena DBD, bisa juga penyakit lainnya. Jadi, lebih baik diperiksakan daripada mendiagnosis sendiri," ucapnya.

Sementara itu, seorang warga Kecamatan Kasemen Kota Serang yang enggan disebutkan namanya mengaku, beberapa waktu lalu keluarganya terkena DBD namun hanya mendapatkan perawatan di rumah tanpa dibawa ke rumah sakit.

"Bukan enggak mau, tapi karena enggak ada biaya. Tapi Alhamdulillah sudah membaik. Di lingkungan saya sudah sering kasus DBD," ujarnya.***

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x