"Lebih utama bagaimana dia menjaga etika bahwa dia anak paskibra berdasarkan nilai nilai Pancasila," ucapnya.
Ia mengatakan, output dari kegiatan ini selain menjadi program wajib bagi anak paskibra, juga mereka harus bisa minimal untuk dirinya sendiri meningkatkan nilai-nilai yang ada di Pancasila.
Disinggung banyaknya kenakalan remaja belakangan ini, Anton mengatakan ada dua faktor penyebab.
Pertama peran orang tua menjadi yang utama untuk mengontrol anak-anaknya. Kedua keberadaan media sosial.
"Maka salah satu materi tadi konsentrasi di medsos bagaimana anak anak paskibra bijak menggunakan medsos jadi tahu hal negatif. Minimal dia bisa ingatkan lingkungan sekolah, kenakalan remaja tawuran geng motor itu salah tidak benar," tuturnya.
Plt Direktur Penerangan Program Paskibra BPIP Yelvi Azuwita mengatakan, anak-anak tersebut saat ini sudah lolos menjadi anggota paskibra.
Sehingga dengan lolos jadi anggota paskibra maka mereka adalah kader pemimpin bangsa.
"Maka perlu peningkatan kompetensi, seperti yang saya sampaikan disana (sosialisasi)," ujarnya.
Ia mengatakan, anak paskibra tersebut sudah melalui tahapan seleksi ketat, mulai dari administrasi, tes wawancara kebangsaan dan intelegensi umum.
"Wawasan kebangsaan mereka sudah lolos dan perlu peningkatan untuk itu nanti di dalam program paskibra kedepan akan ada pembinaan lanjutan," ucapnya. ***